BeritaPerbankan– Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengungkapkan kondisi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada kuartal pertama 2024 tetap terjaga, didukung oleh kondisi fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang stabil di tengah peningkatan ketidakpastian dan gejolak politik global yang berimbas meningkatnya tekanan di pasar keuangan global dan domestik.
Dalam Rapat Berkala KSSK II- 2024 pada hari Selasa, 30 April 2024, yang dihadiri oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), KSSK menegaskan akan terus menjalin koordinasi, evaluasi kinerja sektor ekonomi dan keuangan dalam menghadapi risiko ketidakpastian ekonomi global serta gejolak geopolitik dunia yang semakin meningkat.
Di tengah tren ketidakpastian global, ketahanan ekonomi Indonesia masih berada pada level aman. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024 diperkirakan tetap di atas 5,0%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2023. Hal ini didorong oleh permintaan domestik yang kuat dari berbagai sektor seperti konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan LNPRT, yang didukung oleh berbagai faktor seperti penyelenggaraan Pemilu, kenaikan gaji ASN, dan pemberian THR dengan Tukin 100%.
Sektor investasi juga tercatat mengalami peningkatan, terutama didorong oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terus berjalan dan aktivitas konstruksi properti swasta. Meskipun begitu, kinerja ekspor dilaporkan masih belum optimal, yang dipicu oleh moderasi harga sejumlah komoditas dan permintaan global yang lemah. KSSK memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 diperkirakan tetap di atas 5,0%.
Di sektor perbankan, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan stabilitas sistem keuangan sektor perbankan berada dalam kondisi aman dan kuat. Dari sisi penjaminan simpanan, jumlah rekening nasabah yang dijamin oleh LPS hingga Maret 2024 mencapai 99,94% dari total rekening di Bank Umum dan 99,94% dari total rekening nasabah di BPR/BPRS.
Kinerja positif industri perbankan hingga paruh pertama tahun 2024 diharapkan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024. LPS akan terus mengevaluasi kinerja perbankan, ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan untuk menyesuaikan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) sesuai dengan kondisi terkini. Evaluasi dan penetapan TBP secara rutin akan dilakukan pada bulan Mei 2024.
Purbaya menyampaikan bahwa LPS akan terus menerapkan sejumlah kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.
Langkah-langkah yang diambil termasuk pemantauan cakupan penjaminan simpanan, evaluasi Tingkat Bunga Penjaminan, percepatan pembayaran klaim simpanan nasabah BPR yang likuidasi, koordinasi lintas otoritas untuk penanganan bank dalam kondisi penyehatan atau resolusi, serta peningkatan sosialisasi program penjaminan simpanan kepada masyarakat melalui kantor perwakilan di daerah yaitu Medan, Makassar dan Surabaya.
Selain itu, dalam rangka pelaksanaan amanat UU P2SK terkait Program Penjaminan Polis (PPP), LPS juga meningkatkan persiapan penyelenggaraan PPP melalui koordinasi dengan Kementerian/Lembaga dan pemenuhan kompetensi SDM internal di bidang asuransi. PPP diproyeksikan akan mulai dilakukan pada tahun 2028 mendatang.