BeritaPerbankan- Usai Afghanistan dikuasai Taliban, Google mengunci beberapa akun email (surel) milik pemerintah Afghanistan untuk mencegah Taliban mendapatkan identitas mantan pejabat yang bekerja untuk Pemerintah Asharaf Ghani yang didukung barat seperti Amerika Serikat.
Beberapa hari usai kemenangan Taliban, YouTube milik Google juga dikabarkan akan menghapus semua akun yang diyakini dioperasikan oleh kelompok tersebut.
Juru bicara Google mengatakan, mereka terus berkonsultasi dengan para ahli dan selalu menganalisa situasi yang terjadi di Afghanistan usai diambil alihnya kekuasaan oleh Taliban.
“Kami mengambil tindakan sementara untuk mengamankan akun yang relevan, karena informasi terus masuk,” kata juru bicara Google seperti dilansir dari New York Post, Minggu (5/9/2021).
Di bulan Agustus lalu, pemerintah Afghanistan yang didukung oleh AS dan beberapa negara lain akhirnya tunduk di tangan Taliban. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan aksi balas dendam Taliban. Oleh sebab itu untuk mencegah pemanfaatan data-data milik orang-orang yang kontra Taliban. Setidaknya dua puluh empat akun email milik departemen/lembaga pemerintahan Afghanistan menggunakan gmail untuk korespondensi resmi.
Berbeda dengan Google, Twitter masih mengizinkan akun-akun milik Taliban, selama tidak melanggar ketentuan seperti konten kekerasan, spam dan manipulasi platform.