BeritaPerbankan – Perasaaan baru seminggu lalu terima gaji, tapi sekarang tersisa hanya untuk beberapa hari lagi. Kemana larinya ya uang gaji selama ini?.
Siapa yang mengalami hal serupa? Mari merapat!
Mengelola keuangan gampang-gampang susah. Seringkali kita bingung sendiri kemana perginya uang gajian tiap bulan sampai-sampai tidak tersisa sedikitpun.
Mumpung masih awal bulan baru terima gaji mari kita atur ulang keuangan supaya penghasilan kita tidak hanya numpang lewat begitu saja.
Pada ponsel pintar kita bisa mengatur settingan ponsel sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Ada yang kita aktifkan ada pula yang kita non aktifkan karena dirasa tidak penting, mengganggu atau bisa membuat baterai ponsel boros.
Begitu juga dengan pengelolaan keuangan. Kita bisa mengatur keuangan supaya kondisi finansial kita tidak boros. Kali ini kita akan berbagi tips mengelola keuangan cengan cermat di awal bulan biar tidak ada lagi penyesalan di akhir bulan.
Rencanakan Anggaran Dana Tiap Bulan
Penting untuk merencanakan keuangan dengan mencatat seluruh kebutuhan dan disesuaikan dengan pendapatan. Rencana anggaran sebaiknya dibuat sesaat sebelum kamu menerima gaji.
Tulis apa saja yang akan kamu beli dengan gaji bulan ini. Kemudian evaluasi pos belanja yang bisa kamu coret, terutama untuk belanja konsumtif yang tidak penting.
Tidak perlu terburu-buru untuk belanja. Hal itu untuk memberikan otak kita waktu untuk berpikir apakah perlu membeli ini atau tidak. Seringkali keputusan untuk berbelanja hanya karena ingin bukan karena perlu.
Di awal gajian kamu harus segera memisahkan uang tabungan dan pengeluaran selama sebulan. Kamu bisa menyesuaikan pengeluaran dengan sisa uang gaji setelah dipotong untuk tabungan dan dana darurat.
Ingat menabung itu bukan sisa uang setelah dikurangi total belanja sebulan tapi sejak awal kamu harus sudah memiliki patokan berapa persen dari penghasilanmu yang masuk ke rekening tabungan.
Bayar Utang dan Cicilan
Kalau kamu memiliki cicilan dan utang maka pos pengeluaran ini wajib kamu prioritaskan. Semakin kamu menunda cicilan maka bunga yang harus dibayarkan juga akan semakin membebani nilai pokok utang.
Rem dulu nafsu belanjanya, singkirkan dulu gengsinya, bersikaplah rendah hati dan bijaksana demi kebaikan diri sendiri.
Tidak membiasakan berutang untuk hal konsumtif. Misalnya beli makanan dan minuman dengan paylater atau menggunakan kartu kredit untuk belanja pakaian padahal pakaian di lemari masih banyak dan layak pakai.
Menikmati hidup dengan cara berutang bukan perilaku yang bijak. Ini bisa menyebabkan bencana keuangan di masa depan. Gajimu akan habis untuk membayar tagihan kartu kredit dan paylater beserta bunganya untuk sesuatu yang tidak bernilai.
Dampaknya kamu susah menyisihkan pendapatanmu untuk menabung dan memiliki dana darurat. Tidak heran orang dengan perilaku konsumtif seperti ini akan selalu merasa kekurangan uang. Intinya gaya hidup kita harus disesuaikan dengan isi dompet kita.
Jangan Tergoda Diskon
Cermat dalam berbelanja wajib diterapkan untuk mengelola keuangan. Membeli sesuatu harus berdasarkan kebutuhan dan nilai barang itu sendiri (value).
Seringkali orang membeli sesuatu hanya karena sedang ada diskon besar-besaran. Padahal barang tersebut sebenarnya tidak diperlukan alias hanya ‘lapar mata’.
Berbelanja barang yang memang benar-benar dibutuhkan saat ada diskon boleh dilakukan bahkan itu sangat dianjurkan. Namun perhatikan juga apakah penjual benar-benar memberikan diskon atau hanya gimmick marketing dengan menaikan harga terlebih dahulu.
Stop Mengatasnamakan ‘Self Reward’
Memberikan hadiah kepada diri sendiri atas kerja keras dan pencapaian boleh-boleh saja. Tapi jangan jadikan itu sebagai sebuah alasan untuk menghamburkan uangmu.
Self reward tetap harus mengacu pada kemampuan finansial dan kebutuhan. Jika hadiah yang kamu inginkan tidak mengganggu alokasi dana tabungan dan dana darurat tidak masalah. Kamu bisa batasi self reward misalnya dalam sebulan hanya sekali.
Kamu bisa tentukan di awal anggaran biaya self reward. Katakanlah dalam sebulan maksimal kamu hanya boleh menghabiskan Rp 200 ribu untuk menghadiahi diri sendiri.
Siapkan Dana Darurat
Kalau tabungan mungkin sebagian besar orang sudah punya. Tapi apakah kamu sudah punya dana darurat?. Tidak kalah pentingnya dengan tabungan, dana darurat sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh setiap orang.
Di awal gajian kamu bisa menyisihkan 10 persen pendapatan untuk dana darurat. Perlu diketahui dana darurat bukanlah tabungan.
Dana darurat hanya boleh digunakan saat keadaan genting seperti sakit yang membutuhkan biaya di luar asuransi. Memperbaiki kendaraan yang rusak, renovasi rumah karena bencana alam hingga sebagai dana cadangan ketika kamu kena PHK.
Pakar perencana keuangan mengatakan orang-orang yang masih hidup sendiri disarankan memiliki dana darurat minimal 3 hingga 6 kali total pengeluaran per bulan.
Sementara bagi mereka yang sudah berumah tangga bisa mempersiapkan dana darurat untuk 6 hingga 12 kali total pengeluaran per bulan.
Mempersiapkan dana darurat membutuhkan waktu, jika memang bisa dilakukan lebih cepat tentu lebih baik. Namun jika kamu baru memulai untuk menyiapkan dana darurat, kamu bisa mulai dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan per bulan di rekening yang berbeda.
Meski kamu memiliki lebih dari satu rekening tabungan di bank yang sama, kamu tidak perlu khawatir karena simpanan kamu akan tetap dijamin oleh LPS selama memenuhi syarat yang ditentukan dengan cara mengakumulasikan total simpanan nasabah. LPS akan menjamin simpanan nasabah maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank.
Besaran dana darurat bisa ditambah atau disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Yang penting alokasi dana darurat harus masuk prioritas dan dilakukan secara rutin.