BeritaPerbankan – Pemerintah siap melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 meski dengan jumlah anggaran yang lebih kecil dibandingkan anggaran PEN tahun 2021 yang mencapai Rp 744,45 triliun.
Pemerintah menggelontorkan dana Rp 414 triliun untuk PEN Tahun 2022 dengan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi, pangan dan perlindungan masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Pemerintah masih akan terus memprioritaskan vaksinasi pada tahun 2022, klaim pasien dan pemberian insentif bagi tenaga kesehatan.
Dalam keterangan pers, Sri Mulyani menegaskan anggaran PEN 2022 bersifat fleksibel mengikuti perkembangan situasi pandemi covid-19. Apabila terjadi peningkatan kasus Covid-19 pemerintah siap melakukan refocusing dan realokasi anggaran sesuai kebutuhan dengan skala prioritas.
“Ini sifatnya memang selalu indikatif karena kalau kita sajikan adalah yang betul-betul untuk PEN plus PEN dari belanja K/L yang ditandai sebagai bagian dari pemulihan ekonomi,” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani meminta Kementerian dan Lembaga untuk cermat menggunakan anggaran yang sesuai dengan program prioritas pemerintah dan tetap fokus dengan reformasi dan pelayanan publik.
Secara garis besar anggaran PEN 2022 sebanyak Rp 414 triliun akan dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar Rp 117 triliun, penguatan/pemulihan ekonomi Rp 141 triliun dan untuk dana perlindungan masyarakat digelontorkan sebanyak Rp 154 triliun.
Mendorong pertumbuhan ekonomi pemerintah menambah empat program baru dalam PEN 2022 yaitu insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT PKLW), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan.
Pertumbuhan Ekonomi dengan Anggaran PEN 2022
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan anggaran PEN 2022 yang resmi diberlakukan sebenarnya lebih tinggi dibandingkan ketika pengajuan pertama kali yaitu Rp321 triliun atau lebih dari separuh anggaran PEN 2021 yang mencapai Rp 744,45 triliun.
Namun menurut Yusuf anggaran PEN 2022 sebesar Rp 414 triliun dorongannya tidak akan terlalu kuat seperti pada tahun 2021, meskipun tetap ada pengaruhnya untuk tren positif pertumbuhan ekonomi.
“Saya kira, dengan bantuan ini tetap akan mampu mendorong perekonomian di tahun 2022, hanya daya dorongnya tentu tidak akan sekuat seperti yang terjadi di tahun ini,” kata Yusuf dilansir dari Kontan.co.id, Kamis (30/12).
Yusuf mengapresiasi langkah pemerintah yang masih memberikan stimulasi bagi industri otomotif pada program PEN 2022. Menurut Yusuf industri otomotif merupakan salah satu sektor unggulan yang mampu menstimulasi industri lain.
Bantuan bagi pedagang kaki lima dan Warung dinilai Yusuf merupakan kebijakan yang baik karena mereka termasuk kelompok usaha yang mengalami tekanan cukup dalam akibat pandemi.
Akan tetapi pemberian bantuan langsung tunai menurutnya harus dipastikan bahwa penerima bukanlah orang yang sudah pernah menerima bantuan tahun ini agar distribusi merata dan berkeadilan.
Dalam Outlook Ekonomi 2022 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi 2022 ditargetkan mampu mencapai 5,2%. Angka itu tak berbeda jauh dari proyeksi IMF (5,9%), World Bank (5,2%) dan OECD (5,2%).
“Proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas juga sedang tinggi. Tapi, momentum ini harus dilihat dalam enam bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata dia dalam dalam agenda Refleksi Pencapaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022, Kamis (30/12).