BeritaPerbankan – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah mampu mengatasi tekanan pandemi covid-19 yang ditunjukkan dengan pertumbuhan aset mencapai Rp 184 triliun atau naik sebesar 8,85 persen.
Sementara itu total dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2022 tercatat sebanyak Rp 128 triliun atau naik 10,49 persen. Jumlah kredit yang berhasil disalurkan BPR/BPRS kepada UMKM mencapai Rp 128 triliun atau naik 5,86 persen.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo), Joko Suyanto mengatakan BPR/BPRS hadir di tengah masyarakat untuk membantu mereka yang terdampak pandemi melalui program Restrukturisasi, mendorong masyarakat menerima subsidi bunga dari pemerintah, memberikan edukasi literasi keuangan dan senantiasa memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM dan masyarakat.
“Dalam kondisi pandemi, Industri BPR/BPRS tetap hadir di tengah masyarakat, membantu masyarakat yang terdampak dengan program restrukturisasi, mengusulkan untuk menerima subsidi bunga dari pemerintah dan terus melakukan pendampingan, edukasi serta literasi keuangan kepada masyarakat dan pelaku UMKM,” ungkap Suyanto, Senin (23/5/2022).
Suyanto menambahkan hingga tahun 2022 BPR/BPRS memiliki lebih dari 18 juta nasabah yang didominasi oleh para pelaku UMKM dan masyarakat di pedesaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdaftar hingga hingga tahun 2021 berjumlah 1.468 bank dan BPR Syariah tercatat sebanyak 164 bank.
Jumlah BPR konvensional mengalami penurunan 2,58 persen dibandingkan data tahun 2020 sebanyak 1.506 bank. Sementara itu jumlah BPRS bertambah satu bank dari 163 bank pada tahun 2020.