BeritaPerbankan – Industri perbankan syariah menunjukan hasil kinerja positif di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi covid-19. Aset perbankan syariah pada tahun 2022 tumbuh 14,21 Persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp 721 triliun.
Pencapaian itu bahkan melampaui pertumbuhan aset industri perbankan secara nasional dan perbankan konvensional dengan masing-masing pertumbuhan aset mencapai 9,52 persen dan 9,19 persen.
Industri perbankan syariah memegang peranan penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Performa kinerja pembiayaan perbankan syariah yang di atas rata-rata perbankan nasional berkontribusi memutar perekonomian nasional.
Selama dua tahun pandemi berlangsung, perekonomian nasional sempat mengalami kontraksi yang cukup dalam. Menurut data Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi nasional saat pandemi terjadi pada kuartal II/2020 terkoreksi 5,32 persen.
Pada kuartal III/2020 masih terkoreksi sebesar 3,49 persen. Tren pelemahan terus berlanjut pada kuartal IV/2020 sebesar 2,17 persen dan kuartal I/2021 terkoreksi 0,71 persen.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemeritah, Lembaga Keuangan dan Perbankan berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui program pemulihan ekonomi nasional. Hasilnya pertumbuhan ekonomi nasional mampu bergerak naik sebesar 7,07 persen pada kuartal II/2021.
Pada kuartal III/2021 masih tercatat tumbuh sebesar 3,51 persen. Kuartal IV/2021 sebesar 5,02% dan kuartal I/2022 di level 5,01%. Terbaru pada kuartal II/2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,44 persen.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengatakan pertumbuhan ekonomi RI yang menunjukan tren peningkatan didorong oleh kembali tingginya mobilitas masyarakat setelah pandemi dan peningkatan profit komoditas ekspor utama.
Kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor manufaktur kembali bangkit dan mampu memenuhi lonjakan jumlah permintaan akibat naiknya konsumsi masyarakat khususnya dari kelas pekerja.
Pertumbuhan kredit perbankan nasional tumbuh 10,66 persen menjadi Rp 6.313 triliun per Juni 2022, bahkan melampaui ekspektasi di kisaran 6 persen hingga 8 persen.
Tingginya permintaan kredit mampu diimbangi oleh perbankan dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang longgar. Penyaluran kredit usaha mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebab pelaku UMKM yang usahnya sempat terganggu karena pandemi kekinian kembali melanjutkan kegiatan produksi dan penjualan seiring menurunnya angka kasus covid-19.
“Di tengah geliat perekonomian, perbankan syariah memainkan peran aktif melalui pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang di atas rata-rata industri perbankan nasional. Sampai dengan kuartal II/2022 pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09% (yoy) di tengah permodalan yang tetap kuat,” kata Banjaran menegaskan.
Pertumbuhan Pembiayaan Perbankan
Hingga kuartal II/2022 nominal pembiayaan perbankan syariah nasional mencapai Rp 462,34 triliun dengan pertumbuhan 6,43 persen dari kuartal sebelumnya Rp 434,39 triliun.
Pada kuartal II/2022 perbankan konvensional berhasil meningkatkan pembiayaan perbankan sebanyak 10,37 persen YoY menjadi Rp 5.851 triliun.
Sementara itu total pembiayaan kredit industri perbankan nasional tumbuh 5,28 persen dari kuartal sebelumnya menjadi Rp 5.997 triliun.