Berita Perbankan – Pandemi covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 lalu telah mengubah kondisi ekonomi masyarakat, tak terkecuali bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air. Pembatasan mobilitas guna mencegah penyebaran covid-19 secara signifikan membuat dunia usaha lesu.
Pandemi COVID-19 juga mengganggu rantai pasokan global. Banyak UMKM bergantung pada impor bahan baku atau barang dagangan dari luar negeri, dan pembatasan pergerakan serta penutupan pabrik di beberapa negara menyebabkan gangguan dalam pasokan mereka.
Penjualan produk UMKM sempat merosot tajam selama pandemi akibat menurunnya daya beli konsumen, imbas dari banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan yang menurun.
Selama pandemi, pola konsumsi konsumen juga berubah. Banyak orang beralih ke belanja online dan menghindari transaksi langsung di toko fisik. UMKM yang tidak memiliki kehadiran online atau platform e-commerce mengalami kesulitan dalam menjangkau pelanggan.
Banyak UMKM menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan selama pandemi. Beberapa bisnis kecil bahkan harus menghentikan operasional mereka karena tidak mampu bertahan dalam kondisi penjualan yang menurun.
Namun kini seiring dengan keberhasilan pemerintah mengendalikan laju penyebaran pandemi, melalui kebijakan seperti PPKM dan vaksinasi gratis, kegiatan ekonomi pun berangsur membaik.
Meskipun UMKM menghadapi tantangan besar selama pandemi, beberapa langkah telah diambil untuk membantu mereka. Pemerintah dan lembaga keuangan telah meluncurkan program stimulus ekonomi dan paket bantuan keuangan khusus untuk UMKM.
Untuk mendukung kebangkitan UMKM pasca pandemi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama Centre Entrepreneiral Leadership Universitas Indonesia (CSEL-UI) memberikan pelatihan kewirausahaan digital kepada par pelaku UMKM di Desa Kriyan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Kabupaten Jepara sendiri terkenal dengan produk kerajinan ukiran dan mebel. Tidak hanya itu Jepara juga memiliki potensi menghasilkan kerajinan monel dan ukiran tembaga.
LPS mengatakan selama pandemi pengrajin monel terpaksa beralih profesi ke bidang usaha lain karena sepinya pembeli. LPS dan CSEL-UI berharap pelatihan kewirausahaan tersebut dapat membangkitkan kembali usaha kerajinan UMKM Desa Krayan dan mengembalikan lagi kejayaan mereka dengan pendekatan kewirausahaan digital agar mampu bersaing di tengah perkembangan digital saat ini.
LPS memperkenalkan teknologi informasi digital kepada para pelaku UMKM, sehingga ke depannya mereka dapat memanfaatkan marketing digital untuk memperluas pasar dan meningkatkan omzet penjualan.
Kegiatan yang berlangsung pada 15 – 16 Mei di Hotel Syailendra Kabupaten Jepara itu diisi dengan pelatihan bagi UMKM monel dan aksesoris. Acara tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja, Samiadji.
Selama dua hari pelatihan, peserta diberikan berbagai materi yang meliputi:
- Membangun Mindset Wirausaha: Peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya memiliki mindset wirausaha yang kuat, termasuk sikap proaktif, kreatif, dan pantang menyerah. Hal ini bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi para pelaku UMKM agar memiliki sikap yang positif dan siap menghadapi tantangan dalam dunia bisnis.
- Karakter Wirausaha: Peserta diajarkan tentang karakteristik dan kualitas yang dimiliki oleh seorang wirausaha yang sukses, seperti keberanian mengambil risiko, kemampuan beradaptasi, ketekunan, dan inovasi. Materi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan individu dalam menjalankan bisnis dengan keberanian dan ketekunan yang diperlukan.
- Budaya dan Etika Kewirausahaan di Era Digital: Peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya membangun budaya kewirausahaan yang positif dan etika yang baik dalam lingkungan digital. Materi ini mencakup nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam berbisnis di era digital.
- Pentingnya Adopsi Digital bagi UMKM: Peserta diberikan pengetahuan tentang pentingnya adopsi teknologi digital dalam menjalankan bisnis UMKM. Materi ini mencakup manfaat digitalisasi, strategi implementasi teknologi digital, dan peluang yang dapat diakses melalui platform online untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha.
- Digital Marketing: Peserta diberikan pemahaman tentang konsep dan strategi pemasaran digital. Materi ini meliputi penggunaan media sosial, SEO (Search Engine Optimization), iklan online, dan strategi konten untuk mempromosikan dan memperluas jangkauan bisnis UMKM.
- Penggunaan Aplikasi POS guna Efisiensi Transaksi: Peserta diperkenalkan dengan penggunaan aplikasi POS (Point of Sale) yang dapat membantu dalam manajemen transaksi penjualan, persediaan, dan pencatatan keuangan. Materi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengelolaan keuangan dalam usaha UMKM.
Melalui pelatihan ini, LPS berharap para pelaku UMKM dapat memperoleh banyak manfaat. Mereka diharapkan mampu menerapkan pengetahuan yang didapatkan sehingga mampu beradaptasi dengan dunia digital.