Beritaperbankan – Kesepakatan awal PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI untuk mengakuisisi bank yang akan dijadikan bank digital dimaksudkan untuk menolong usaha kecil dan menengah (UKM) dari jebakan pinjaman online atau pinjol.
“Kami punya visi agar bank digital ini fokus untuk UKM, terutama yang tradisional. Banyak UKM saat ini mungkin terjebak dengan pinjol (pinjaman online),” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam webinar.
Diterangkan juga olehnya bank dengan kode emiten BBNI ini ingin mengakuisisi lembaga keuangan dengan teknologi tinggi tapi dengan biaya yang relatif murah. Bank digital ini akan menjangkau banyak target pasar yang belum terjamah oleh BNI.
Lewat teknologi, biaya operasional BNI bisa murah dan efisien. Karena itu, suku bunga kredit bisa ditekan oleh BNI, tidak seperti suku bunga yang ditetapkan oleh pinjaman online.
Sambung Royke, sehingga pada akhirnya bakal membantu UKM yang punya potensi untuk tumbuh. Karena mesin pertumbuhan masa depan masih diharapkan dari segmen UKM.
Selain itu, dengan bank digital yang menjamah lebih banyak UKM, inklusi keuangan menjadi cepat tumbuh. Masyarakat yang terlayani oleh perbankan pun akan terus bertumbuh.
Inisiatif digital BNI bukan hanya mengakuisisi bank untuk dijadikan bank digital semata. Secara organik, BNI terus mendigitalisasi proses bisnis bank konvensionalnya melalui mobile banking untuk nasabah ritel dan BNI Direct untuk nasabah wholesale.
BNI juga terus mengembangkan aplikasi pemrograman antarmuka alias application programming interface (API). Hal ini dilakukan agar bisa berkolaborasi dengan banyak ekosistem digital.
“Selain mendigitalkan proses bisnis yang ada, kami percaya memiliki anak usaha bank digital akan membawa BNI ke tingkat layanan perbankan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Dengan suku bunga yang rendah, Royke memastikan tidak akan mengganggu perolehan laba perusahaan. Dengan suku bunga rendah, dia optimistis bisa meningkatkan penyaluran kredit. Pada 2022, BNI memperkirakan kreditnya tumbuh mendekati dua digit alias mendekati 10%.
“Sebagai perusahaan publik, kami punya target kinerja. Sehingga penurunan bunga kredit tidak mengganggu kinerja yang telah dicanangkan,” kata Royke.