TRENDING
LPS: Plus Minus Risiko Gagal Bayar AS Bagi Indonesia 9 hours ago
UMKM Terjerat Rentenir, LPS Dorong BPR Berani Bersaing 11 hours ago
Ingin Terapkan Digitalisasi, BPR dan BPRS Masih Punya Kendala Ini 1 day ago
Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya 1 day ago
Banyak Masyarakat Terjebak Rentenir, LPS: Peran BPR Sangat Dibutuhkan 1 day ago
berikutnya
sebelum
Search
29/05/2023
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Menu
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Search
Close
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Menu
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Home Bank

Banyak Masyarakat Terjebak Rentenir, LPS: Peran BPR Sangat Dibutuhkan

oleh Permadi
27/05/2023
in Bank
Reading Time:3 mins read
0 0
0
Permodalan Perbankan Nasional Semakin Tebal, LPS Berikan Apresiasi untuk Industri Perbankan
0
SHARE
1
VIEWS
Share on WhatssappShare on Twitter

Berita Perbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa melihat masih banyak masyarakat dan para pelaku usaha mikro yang terjerat jebakan rentenir. Meminjam uang untuk usaha dengan bunga yang tinggi melalui rentenir pada akhirnya justru membuat masyarakat semakin kesulitan dalam mengembangkan usahanya.

Purbaya mengatakan, fenomena rentenir di masyarakat merupakan tantangan sekaligus peluang bagi bank perkreditan rakyat, yang sekarang berubah nama menjadi bank perekonomian rakyat (BPR).

Masyarakat yang senang meminjam uang ke rentenir, dikatakan Purbaya merupakan pangsa pasar yang besar bagi BPR. Tingginya minat masyarakat dan para pelaku usaha yang memerlukan pinjaman uang mengindikasikan peran BPR sangat dibutuhkan.

“Kita lihat rentenir masih menguasai ekonomi Indonesia, masih banyak sekali. Artinya selama itu (rentenir) ada, maka BPR masih akan dibutuhkan,” ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

LPS berharap BPR turut aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang literasi keuangan, salah satunya meminjam uang melalui lembaga keuangan yang terpercaya dan berizin.

BPR menjadi lembaga keuangan terpercaya untuk memperoleh pinjaman dengan bunga wajar dan dalam menjalankan usahanya BPR juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bahkan jika BPR dinyatakan bangkrut atau gagal bayar, maka simpanan nasabah akan mendapatkan penjaminan dari LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.

“Jadi, mereka (BPR) kalau mau mengajari masyarakat kelas bawah yang membutuhkan dengan tekun lebih, di mana literasi masih rendah. Ruang pertumbuhan (BPR) mereka masih cukup besar,” ungkapnya.

Purbaya menambahkan maraknya BPR yang bangkrut menjadi pekerjaan rumah bagi perbankan tersebut untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bisnis. Setiap tahunnya selalu ada BPR yang ditutup izin usahanya oleh OJK. Alasannya tidak selalu karena kondisi ekonomi, tapi juga aksi para pemilik dan pengelola yang menggerogoti bank tersebut hingga merugikan nasabah.

“Jadi, kalau mereka menjalankan bisnisnya secara pruden dan hati-hati harusnya peluang mereka untuk tetap tumbuh dengan pesat masih terbuka besar. Apalagi kalau kita lihat inklusi keuangan masih pada level yang bsia ditingkatkan lagi,” jelasnya.

Untuk menguasai ceruk pangsa pasar dari nasabah rentenir BPR perlu melakukan perubahan dan membuat berbagai terobosan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Tedy Alamsyah.

Perbarindo terus mendorong BPR/BPRS melakukan digitalisasi agar mampu bertahan di era digital seperti saat ini dan memenuhi kebutuhan masyarakat, yang mana preferensi nasabah terhadap layanan perbankan juga ikut berubah.

Tedy mengatakan BPR/BPRS harus mampu memberikan pelayanan yang cepat, mudah, aman dan transaksi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Namun Tedy tak menampik masih ada sejumlah tantangan dasar yang harus dihadapi BPR/BPRS untuk melakukan digitalisasi diantaranya keterbatasan modal, SDM yang belum memiliki pengetahuan perkembangan teknologi digital dan infrastruktur yang belum memadai.

“Pola pikir ini yang akhirnya membelenggu dan mempengaruhi upaya transformasi digital. Untuk itu, forum seperti ini bagi Perbarindo sangat penting dan strategis guna meningkatkan kapabilitas serta kompetensi SDM BPR dan BPRS, pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri,” ujar Tedy.

Tedy menambahkan setidaknya ada empat elemen penting dalam pengeloaan perbankan secara digital yaitu pengeloaan dan keamanan data, model bisnis, regulasi dan teknologi. Ia optimis BPR/BPRS mampu mengadopsi teknologi digital dalam menjalankan bisnisnya meskipun memerlukan waktu yang tidak singkat.

“Kami sadari, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, di sisi lain kami juga terus berupaya mencari solusi yang efektif, efisien, dan aman dalam penyediaan teknologi bagi BPR, BPRS. Salah satu upayanya yaitu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat, dan aman,” ungkapnya.

Digitalisasi BPR/BPRS merupakan agenda besar Perbarindo dalam meningkatkan daya saing perbankan di tengah perkembangan digitalisasi perbankan. Perbarindo mendorong BPR/BPRS meningkatkan kapasitas SDM, perbaikan tata kelola usaha, pengembangan produk dan layanan, meningkatkan manajemen risiko dan penyediaan teknologi informasi yang handal.

“Perbarindo memang berkomitmen untuk terus berupaya membawa BPR dan BPRS naik kelas, sesuai yang telah tercantum dalam Program Kerja Perbarindo Tahun 2022-2026. Program tersebut antara lain dalam pengembangan digitalisasi BPR yaitu BPR e-Cash dan pengembangan core banking system (CBS) melalui kerja sama dengan pihak ketiga,” sebutnya

 

 

 

 

Tags: BPRBPRSkredit banklembaga penjamin simpananLPSojkPerbarindopinjolPurbaya Yudhi Sadewarentenir
Previous Post

Banyak Negara Tinggalkan Dolar AS, Bos LPS: Orang Masih Suka Dolar, Suplai Dolar di Pasar Cukup

Next Post

Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya

Next Post
Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya

Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kopiko Sering Muncul di Drama Korea, Dapat Untung Berapa?

Kopiko Sering Muncul di Drama Korea, Dapat Untung Berapa?

21/09/2021
Fenomena Dedolarisasi, Bisakah Negara Asia Lepas Dari Dolar?

Fenomena Dedolarisasi, Bisakah Negara Asia Lepas Dari Dolar?

26/05/2023
Permodalan Perbankan Nasional Semakin Tebal, LPS Berikan Apresiasi untuk Industri Perbankan

Ketua LPS: Keadaan Perbankan Sangat Solid, Belum Terlihat Tanda-tanda Bank Gagal Bayar

24/05/2023
Strategi Erick Thohir Membangun Ekosistem Ekonomi Syariah yang Kuat

Pastikan Simpanan Nasabah Bank Syariah Dijamin, Purbaya: LPS Menjamin Simpanan pada Seluruh Jenis Bank

24/05/2023
Daftar 4 Bank dengan Modal Inti di Atas Rp 70 Triliun

Daftar 4 Bank Terbesar di Indonesia, Modal Inti di Atas Rp 70 Triliun

02/10/2022
LPS: Plus Minus Risiko Gagal Bayar AS Bagi Indonesia

LPS: Plus Minus Risiko Gagal Bayar AS Bagi Indonesia

28/05/2023
Jangan Khawatir, Simpanan Nasabah di BPR/BPRS Juga Dijamin LPS Hingga Rp 2 M

UMKM Terjerat Rentenir, LPS Dorong BPR Berani Bersaing

28/05/2023
Ingin Terapkan Digitalisasi, BPR dan BPRS Masih Punya Kendala Ini

Ingin Terapkan Digitalisasi, BPR dan BPRS Masih Punya Kendala Ini

27/05/2023
Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya

Rebut Pasar Rentenir, Momentum BPR Kembangkan Bisnis dan Usahanya

27/05/2023
Permodalan Perbankan Nasional Semakin Tebal, LPS Berikan Apresiasi untuk Industri Perbankan

Banyak Masyarakat Terjebak Rentenir, LPS: Peran BPR Sangat Dibutuhkan

27/05/2023

About Us

Privacy Policy

Redaksi

Pedoman Media Siber

© 2021 Beritaperbankan.id All Rights Reserved.

Add BeritaPerbankan.id to your Homescreen!

Add