BeritaPerbankan – Agar tidak kalah bersaing dalam industri mode, batik terus berinovasi, termasuk melalui batik fractal, yang menggabungkan keindahan budaya dengan teknologi modern.
Batik fractal pernah dipamerkan dalam acara peragaan busana bertema ‘Mapag Sri’ yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Februari 2024, melibatkan 30 UMKM dari Sukabumi dan Cianjur.
Kepala Riset Batik Fractal, Yun Hariadi, menjelaskan bahwa setiap daerah penghasil batik memiliki ciri khas tersendiri, seperti motif megamendung dari Cirebon. Batik fractal berbeda karena menggunakan teknologi algoritma matematika dalam proses pembuatannya. Menurutnya, teknologi hanya sebagai alat bantu, sedangkan kearifan lokal dari batik Sukabumi dan Cianjur tetap menjadi yang utama. Batik dari kedua daerah tersebut dikatakannya memiliki ciri khas yang berbeda dari Jogja dan Cirebon.
Salah satu motif yang pernah dikembangkan oleh batik fractal adalah bentuk penyu dari Ujung Genteng, Sukabumi. Yun menjelaskan bahwa penggunaan teknologi memungkinkan penciptaan motif batik yang tak terbatas, tanpa mengesampingkan kebudayaan setempat. “Batik fractal memungkinkan pembuatan motif yang tak terhingga menggunakan rumus persamaan matematika dan kecerdasan buatan (AI),” jelasnya.
Yun juga menyebut bahwa batik fractal akan kembali dipamerkan di Jakarta menjelang akhir tahun 2024. Untuk meningkatkan kualitas batik teknologi ini, pihaknya berencana mendirikan Rumah Batik Fractal pertama di Indonesia. “Juli ini adalah awal mula pelatihan, dan pada November atau Desember kami akan mengadakan pagelaran di Jakarta,” ungkapnya.
Rumah Batik Fractal ini akan dilengkapi dengan pojok digital, di mana orang bisa menggunakan J-batik software. Di tempat ini, proses pewarnaan hingga produksi untuk pemasaran dilakukan di satu lokasi. Saat ini, fokus pengembangan batik fractal berada di Sukabumi dan Cianjur sebagai pilot project yang didukung oleh LPS. “Kami ingin memberikan upgrade teknologi agar pengrajin di Sukabumi dan Cianjur bisa bersaing dengan daerah lain,” tambahnya.
Yun berharap, batik fractal bisa dikenal hingga mancanegara. “Target kami adalah tampil di New York Fashion Week 2025. Tahun ini, pada bulan Juli, kami akan meresmikan rumah batik fractal LPS di Sukabumi, yang juga akan memiliki galeri untuk menjual hasil karya pembatik,” sambung Yun.