BeritaPerbankan – Ramai pemutusan hubungan kerja (PHK) startup belakangan ini membuat kemampuan pendiri startup mengelola uang banyak dipertanyakan. Hal ini didasarkan pada realita tiap startup memilki modal tak sedikit untuk membangun perusahaannya.
Vice President of Investments MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto menjelaskan penilaian kemampuan pendiri mengelola uang itu bersifat relatif. Bukan hanya pendiri startup, tetapi juga pemilik bisnis secara umum juga mengalami hal serupa.
“Simple karena financial literacy kita memang rendah,” jelasnya. Jika mindset para pendiri startup belum dibiasakan untuk berpikir soal pengelolaan dan perencanaan finansial, ada kesan mereka seperti tidak mengerti terkait hal tersebut.
Aldi juga menegaskan pentingnya para founder startup punya kemampuan dasar soal pengelolaan uang. Dari perspektifnya harus berinvestasi pada perusahaan yang memiliki ketajaman bisnis baik dari keuangan maupun komersial. Ini termasuk pengetahuan soal model bisnis dan keberadaan sumber daya serta manajemen sumber daya.
Dari sisi investor, para pendiri startup memang diharapkan untuk bisa mengetahui hal-hal detail. “Bukan hanya pendiri startup, tapi pemilik bisnis juga relatif masih strugling standar bisnis acumen. Jadi PR besar,” kata Aldi.
Startup juga dikenal menawarkan gaji tinggi pada pegawainya. Soal gaji besar, Aldi mengatakan hal itu tergantung pada permintaan dan penawaran yakni jumlah gaji tersebut disediakan oleh kompetitor dan pasar juga. Ada juga bergantung pada posisi. Untuk perusahaan seperti teknologi, posisi di bagian produk memiliki gaji besar sejalan dengan kualitasnya.