BeritaPerbankan – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melaporkan bahwa penerimaan zakat, infaq, dan sedekah tahun lalu mencapai Rp32 triliun. Tahun ini, angkanya diprediksi naik menjadi Rp42 triliun.
Baznas sebelumnya menyatakan bahwa potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp327 triliun. Oleh karena itu, target tahun ini masih jauh dari potensi maksimal.
“Potensinya sangat besar, tapi tantangannya juga sangat besar karena kita masih sangat sedikit bisa menggapai potensi besar itu,” kata Imdadun Rahmat, Deputy II Bidang Perindustrian dan Pendayagunaan Baznas RI, di JCC Senayan Jakarta, Jumat (21/6).
Imdadun menjelaskan bahwa zakat adalah instrumen penting untuk mengurangi beban ekonomi dan mengembangkan ekonomi umat. Penyaluran zakat atau aspek amalnya dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar bagi mereka yang kurang mampu, seperti pangan, sandang, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Peran zakat juga penting dalam mendukung ekonomi umat, khususnya terkait dengan akses permodalan bagi pengusaha mikro dan kecil dalam menjalankan produksi dan pemasaran.
Saat ini, Baznas memiliki 169 lembaga amil zakat (LAZ) yang terdaftar dan tersebar di seluruh Indonesia. Tahun lalu, realisasi pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, dan sedekah nasional mencapai 123.166.742 penerima manfaat, dengan pertumbuhan sebesar 108,38 persen secara tahunan.