BeritaPerbankan – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pencanangan target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen, lebih kecil dari proyeksi tahun ini di rentang 5,3 persen itu sebagai langkah waspada tanpa menghilangkan optimisme.
Jokowi menekankan situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus diwujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek. Sri Mulyani menjelaskan saat ini adanya kenaikan suku bunga di tingkat global yang sangat drastis baru berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan negara maju yang melambat dalam jangka waktu 12—15 bulan, seperti Amerika dan Eropa.
Rumitnya hubungan ekonomi China dengan AS hingga ekonomi domestik China yang melemah menjadi salah satu faktor downside risk pada 2024, utamanya untuk perdagangan luar negeri Indonesia. “Kita sudah lihat, bahkan pada saat kita tumbuh 5,12 di kuartal ini [kuartal II/2023], kontribusi ekspor sudah menurun karena lingkungan eksternal sudah mulai menunjukkan pelemahan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan konsumsi yang harus terjaga, salah satunya melalui transfer ke rumah tangga yang paling rentan untuk menopang daya beli masyarakat. Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja lewat investasi, penerimaan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21, yaitu pajak karyawan, yang meningkat menggambarkan adanya kenaikan dari penciptaan lapangan kerja maupun dari sisi kesejahteraan mereka.