BeritaPerbankan – Direktur Eksekutif Surveilans Pemeriksaan dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho mengatakan, banyak kasus skimming yang menyasar nasabah perbankan menjadi perhatiannya.
Dalam kasus ini, modus kejahatan ini harus diantisipasi dan dideteksi sejak dini. “Menjadi konsen LPS di era digital, operasional perbankan itu harus betul-betul dapat perhatian, kami konsen di sana karena teknologi sangat cepat, tanpa kita sadar seperti cancer udah lama masuk ke tubuh kita baru terasa,” kata Priyanto dalam Dialog Ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Hotel Sapoy Homann.
Soal deteksi dini, Proyanto mengklaim jika LPS selalu berdialog dengan perbankan, Bank Indonesia dan juga OJK untuk melindungi data nasabah. “Nasabah juga kami sadarkan juga, di dalam KSSK Komite Stabilitas itu ada salah satu inisiatif ada literasi keuangan ekonomi digital terdepan, untuk kita semua dan kami sasaran investasi lebih terbuka tetapi tolong dilihat potensi risk nya. Teman-teman harus sadar bahwa ketika kita ingin memiliki tabungan lebih tinggi, tolong dilihat juga kemampuan kita untuk memitigasi risiko,” ungkapnya.
Untuk antisipasi kejadian skimming, dia menganjurkan masyarakat untuk membagi dua tabungannya dengan bank berbeda. “Gini deh, kalau punya tabungan tolong bagi dua saja, satu benar-benar untuk tabungan dan satu untuk investasi untuk mengenali risiko,” ujarnya.
Seperti kasus terbaru, warga buka link undangan online, dia mengimbau kepada seluruh warga agar tidak tergiur bila mana mendapatkan undangan online dan semacamnya. “LPS gencar, tolong kalau ada pesan, email jangan penuhi rasa keinginan tahu dulu. Misal ada email aneh langsung delete, kalau belum di delete saya suka tanyain ke orang IT, tapi jangan disentuh dahulu, itu mitigasi yang paling mudah untuk kita lakukan, kalau aneh dan tidak kita kenal dan bukan offisial dari perusahaan apa,” jelasnya.