BeritaPerbankan- Dua tahun pandemi berlangsung, migrasi kebiasaan belanja dari konvensional ke belanja online (daring) meningkat pesat. Hal itu diungkapkan oleh Industry Head E-Commerce Google, Jerome Hamlin dalam acara Lazada Brands Future Forum yang diadakan secara virtual.
Jerome mengatakan konsumen e-commerce di wilayah Asia Tenggara tumbuh pesat selama 1,5 tahun terakhir. Hal itu disebabkan karena tren migrasi ritel yang beralih ke e-commerce yang begitu masif dan dominasi anak muda yang memiliki mobilitas tinggi lebih suka berbelanja online ketimbang datang langsung ke toko.
Lalu tren terakhir yang dicatat Google adalah konsumsi video yang tinggi di wilayah ini. Menurut Jerome, berdasarkan laporan, 10 besar negara dengan konsumsi video paling banyak (watch time) berasal dari Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
“Saya kira ini ada peluang brand untuk melibatkan video sebagai bagian dari konsumsi. Jadi, penting untuk ikut melibatkan sisi kreatif sebagai bagian dari strategi pemasaran,” tutur Jerome menjelaskan.
Jerome juga menemukan fakta terbaru bahwa faktor pendorong seseorang berbelanja online sekarang ini, bukan karena kebiasaan konsumen melainkan pengalaman pelayanan berbelanja seperti proses pengiriman barang yang tepat waktu.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat hingga kini terdapat 15,3 juta UMKM yang sudah onboarding atau 23,9 persen dari jumlah UMKM yang ada atau naik 7,3 juta UMKM selama pandemi covid-19.
“Adapun jumlah UMKM yang onboarding pada ekosistem digital sudah mencapai 15,3 juta atau 23,9 persen dari jumlah UMKM yang ada atau naik 7,3 juta UMKM selama pandemi. Itu kurang lebih perkembangan yang menggembirakan,” kata Deputi UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman dalam konferensi pers Peningkatan UKM Masuk ke Pasar Digital, Kamis (26/8/2021).
Dia menjelaskan, peningkatan UMKM yang onboarding tersebut sesuai dengan data dari World Bank 2021 yang menyebutkan bahwa sebanyak 80 persen UMKM Indonesia sudah terhubung dalam ekosistem digital.