BeritaPerbankan – Indeks dolar AS melemah dan saham melonjak berhasil memicu lonjakan harga Bitcoin pada Sabtu (10/9/2022) pagi hingga menembus kembali di atas USD 20.000 atau sekitar Rp 296,7 juta.
Cryptocurrency terbesar di dunia terakhir diperdagangkan 10 persen lebih tinggi tepatnya di kisaran USD 21.268 setelah sempat jatuh di bawah USD 19.000 awal pekan ini dan menyentuh level terendah sejak pertengahan Juni.
Koin digital lainnya juga mengalami penguatan cukup besar, salah satunya Ethereum yang naik sekitar 5 persen. Saat ini total nilai pasar cryptocurrency kembali melonjak di atas USD 1 triliun.
Kenaikan terbaru untuk bitcoin telah dipicu oleh sedikit melemahnya dolar AS yang telah mengalami reli yang menakjubkan tahun ini.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya, turun sekitar 1 persen. Sedangkan Indeks saham AS ditutup lebih tinggi pada Kamis dan berjangka lebih tinggi pada Jumat. Bitcoin telah berkorelasi erat dengan pasar AS yang sering naik ketika indeks saham naik. Bitcoin juga cenderung naik ketika dolar melemah.
Bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran sekitar USD 18.000 hingga USD 24.000 sejak Juni dan belum dapat mematahkan pola itu.
Wakil Presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar mengatakan reli yang terjadi pada Bitcoin bisa menjadi “pengujian ulang pola bearish” dari harga USD 22.500 hingga USD 23.000.
“Oleh karena itu, kecuali jika level tersebut menembus secara meyakinkan dan ditutup di atas, saya masih akan berpikir ini adalah reli bearish yang bisa melihat lebih banyak kisaran dan penurunan,” kata Ayyar pada Sabtu (10/9/2022).
Bitcoin telah terpukul tahun ini dan lebih dari 60 persen dari rekor tertinggi yang terlihat pada bulan November karena Federal Reserve telah menaikkan suku bunga secara agresif dengan mengambil aset berisiko seperti cryptocurrency.