Beritaperbankan – PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI dikabarkan akan melakukan akuisisi terhadap PT Bank Mayora. Rencana mencaplok bank ini dibenarkan oleh Direktur Utama BNI, Royke Tumilar
Namun, ia masih enggan menyebutkan nama bank yang bakal diambil alih oleh bank berlogo 46 ini. “Saya tidak bisa menyebut nama, tetapi proses sudah jauh dan sudah ada kesepakatan awal,” ujarnya.
Dikabarkan bahwa rencana akuisisi ini ingin difokuskan pada layanan finansial teknologi. Sebab, perkembangan semua layanan keuangan ke depannya akan serba-digital.
Sebelumnya, pada paparan kinerja II 2021, Royke menyatakan bahwa perseroan memiliki image digital seiring transformasi yang dilakukan, sehingga salah satu strategi yang berjalan yaitu menjadi digital bank.
Meskipun tidak menjelaskan secara rinci perihal rencana tersebut, Royke menyebut BNI telah melakukan berbagai kajian dan mempersiapkan kriteria tertentu untuk mewujudkan hal tersebut. Salah satu kriteria terpenting adalah pemanfaatan teknologi yang cepat dan agile untuk mengembangkan produk dan layanan yang customer centric.
Terkait dengan isu tersebut, Head of Investment Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich menilai BNI memang memiliki potensi yang besar untuk memiliki bisnis baru seperti bank digital. Terlebih, BNI akan menjadi bank utama Indonesia untuk pasar luar negeri.
Menurut dia, untuk merambah bisnis perbankan digital, BNI perlu memperkuat infrastrukturnya, yang kemungkinan bisa dicapai dengan langkah akuisisi. Farash menilai mengakuisisi BUKU I dan BUKU II bisa menjadi langkah strategis BNI.
“BNI saya rasa perlu BUKU I dan BUKU II tapi yang memiliki lisensi untuk transaksi valas dan yang lainnya, transaksi internasional yang penting. Jadi sesuai core competence yang telah ditetapkan, saya lihat sepertinya strategi di BUMN seperti itu ya,” kata Farash dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan bahwa tidak ada kriteria khusus yang harus dimiliki oleh bank yang diakuisisi BNI nantinya. Meski demikian, dia menilai bank BUKU I dan BUKU II yang akan diambil harus bersih dan tidak bermasalah.