BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti masih rendahnya pendalaman yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) di pasar modal Indonesia jika dibandingkan dengan pencapaian negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia dan Filipina.
Data tahun 2020 menunjukan Kapitalisasi Pasar modal Indonesia berada di level 46,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), sedangkan negara-negara lain di ASEAN seperti Thailand dan Malaysia sudah berhasil mencapai level 108,7 persen dan 129,5 persen.
Dari sisi rasio finansial sistem deposit Indonesia pada tahun 2021 juga masih tertinggal di level 41,2 persen, sementara Filipina tercatat sudah mencapai level 77,7 persen, Malaysia 122,6 persen dan Thailand 135,6 persen.
“Pendalaman pasar keuangan ini perlu terus ditingkatkan supaya peran pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan pembangunan semakin tinggi dan tidak tergantung terhadap dana asing dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Menjawab kritikan tersebut Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendri mengatakan BEI akan terus melakukan pendalaman pasar modal Indonesia baik dari sisi produk maupun investor serta pemerataan pertumbuhan jumlah investor pasar modal.
“Pertumbuhan investor yang merata di seluruh Indonesia akan dilakukan oleh BEI dengan 30 Kantor Perwakilan BEI di seluruh Indonesia,” kata Jeffrey.
BEI akan bekerjasama dengan sejumlah stakeholder, perguruan tinggi, perusahaan efek, galeri investasi, pemerintah daerah, lembaga, media dan komunitas untuk mewujudkan tujuan tersebut.