Berita Perbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengapresiasi kinerja positif yang berhasil dicapai industri jasa keuangan di awal tahun 2023.
Purbaya mengatakan capaian kinerja industri keuangan berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri perbankan nasional menunjukan kinerja positif dan berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global saat ini.
“Industri jasa keuangan mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, di mana perbankan memiliki permodalan kuat dan likuiditas yang ample di tengah tekanan eksternal,” kata Purbaya dalam keterangannya di Jakarta.
Purbaya mengungkapkan berdasarkan data per Desember 2022 secara nasional perbankan Indonesia memiliki permodalan yang kuat di level 25,68 persen. Selain itu kondisi likuiditas perbankan terpantau aman dengan dukungan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2023 sebesar 8,03 persen secara tahunan (YoY).
Purbaya menambahkan kinerja positif industri jasa keuangan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan. Hal itu ditunjukkan dengan kontribusi industri perbankan yang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2022 di level 5,31 persen.
Menurut Purbaya kinerja positif industri jasa keuangan mampu meredam tekanan eksternal dan menciptakan optimisme untuk bertahan di tengah kondisi perekonomian global.
“Nilai tukar juga menunjukkan perbaikan, situasi ini membuat perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” ujarnya.
LPS menyoroti fungsi intermediasi perbankan berjalan dengan baik dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,53 persen YoY pada Januari 2023.
Hal itu berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dimana institusi keuangan seperti bank, lembaga pembiayaan, dan perusahaan asuransi menyediakan dana bagi sektor riil ekonomi, seperti perusahaan dan individu, untuk mengembangkan usaha, melakukan investasi, dan merencanakan masa depan mereka. Ini mendorong aktivitas ekonomi yang lebih luas.
“Kredit perbankan ini tumbuh secara konsisten di atas 10 persen, sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang makin kuat,” tutur Purbaya.
Dari sisi alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) per Desember 2022 masing-masing tercatat sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen.
“Fundamental kondisi perbankan relatif kuat. Rasio permodalan atau KPMM industri terjaga di level 25,93 persen pada periode Januari 2023. Sementara itu, likuiditas relatif memadai dengan rasio AL/NCD di level 129,64 persen dan AL/DPK sebesar 29,13 persen.” kata Purbaya.
Industri jasa keuangan diharapkan terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kemudahan dalam mengakses layanan keuangan. Penggunaan teknologi seperti layanan perbankan digital, pembayaran elektronik, dan teknologi keuangan (fintech) telah mempercepat transaksi keuangan, memperluas akses ke layanan keuangan di daerah terpencil, dan mendukung inklusi keuangan di kalangan masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani.
Melalui kontribusi-kontribusi ini, industri jasa keuangan membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.