BeritaPerbankan – Investasi menjadi salah satu isu paling populer selama dua tahun terakhir ini atau tepatnya selama pandemi covid-19 berlangsung.
Gelombang peningkatan jumlah investor pasar modal menjadi bukti investasi kekinian semakin banyak diminati oleh masyarakat.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal naik signifikan menjadi 9,3 juta investor Per Juli 2022, padahal pada tahun 2018 hanya sebesar 1,6 juta investor.
Fenomena itu turut dikomentari oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ketua DK LPS Purbaya Yudhi Sadewa menilai kekinian investasi semakin inklusif. Investor-investor baru bermunculan dari berbagai latar belakang usia, pendidikan dan profesi yang beragam.
Purbaya mencatat jumlah investor yang berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebanyak 59,4 persen dari total seluruh investor yang ada di Indonesia.
Dalam seminar hybrid bertajuk “Merdeka Finansial di Era Digital” yang digelar pada Kamis (18/8) Purbaya membagikan sejumlah saran dan nasehat bagi para investor pemula khususnya dari kalangan generasi Z.
Purbaya mengatakan berinvestasi jangan dilakukan hanya karena ikut-ikutan tren tanpa didukung oleh upaya peningkatan pemahaman literasi keuangan. Berinvestasi tanpa literasi keuangan yang baik justru berpotensi besar menimbulkan kerugian bagi investor.
Purbaya tidak ingin hal itu terjadi dan malah membuat generasi muda kapok berinvestasi. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi menjadi momentum yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi keuangan agar iklim investasi di Indonesia semakin baik.
“Kalau kita tak ajari mereka, mereka bisa kapok berinvestasi. Forum ini berguna untuk meningkatkan literasi ke masyarakat. Membekali diri untuk berhasil di pasar finansial itu penting,” tutur Purbaya.
Dalam kesempatan itu Mantan Kepala Ekonom Danareksa Sekuritas itu menyarankan anak-anak muda melakukan profiling sebelum berinvestasi.
Pastikan tiga kebutuhan dasar ini terpenuhi sebelum memutuskan terjun ke dunia investasi: kebutuhan dasar/pokok, asuransi dan dana darurat.
LPS sendiri seringkali memberikan literasi kepada masyarakat pentingnya memiliki dana darurat. Pandemi covid-19 memberikan pelajaran berharga bahwa kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari dan dampak yang ditimbulkan. Oleh sebab itu memiliki dana darurat sangat dianjurkan sebelum berinvestasi.
Terlebih berinvestasi artinya siap dengan risiko yang bisa saja terjadi. Potensi kerugian hampir selalu ada. Jika seluruh uang yang dimiliki dialokasikan untuk investasi maka dikhawatirkan saat investasi tidak berjalan lancar, investor merugi dan tidak memiliki dana cadangan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Maka dari itu penting bagi setiap orang memahami literasi keuangan, sehingga mampu mengelola keuangan dan mengambil keputusan dengan baik.
Seorang yang memiliki literasi keuangan yang baik akan lebih bijaksana dalam mengelola keuangan ke dalam pos-post anggaran sesuai dengan skala prioritas.
Menurut data KSEI total nilai investasi dari investor berpenghasilan di bawah Rp 10 juta tercatat sebesar Rp 170,9 triliun dengan porsi 38,17 persen. Sedangkan investor berpenghasilan Rp 10-100 juta total investasi mencapai Rp 179,9 triliun atau setara dengan 49,54 persen.
Purbaya menambahkan kunci dalam berinvestasi adalah sabar. Banyak investor pemula yang begitu bersemangat investasi dengan harapan tinggi dapat memperoleh return tinggi dalam waktu yang singkat.
Mindset semacam itu bisa menjerumuskan investor ke dalam praktik penipuan berkedok investasi. Semakin besar nilai investasi maka risiko semakin tinggi, begitupun imbal hasilnya juga akan lebih tinggi. Maka literasi keuangan mutlak diperlukan sebelum memutuskan membeli produk investasi.
Terakhir Purbaya meminta para investor pemula untuk tidak berhutang hanya untuk ikut-ikutan tren berinvestasi. Menurut Purbaya berinvestasi dari uang hasil pinjaman berbunga hanya akan menambah risiko. Pokok dan bunga pinjaman sudah pasti harus dibayar, sementara return investasi belum pasti. Bisa untung bisa rugi.