BeritaPerbankan – Suku bunga deposito diperkirakan akan mengalami kenaikan antara 10 hingga 15 Basis poin (bps) menjelang akhir tahun 2022. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Kenaikan suku bunga deposito, kata Purbaya didorong oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan suku bunga LPS yang baru saja diumumkan naik 25 bps menjadi 3,75 persen untuk periode 1 Oktober 2022 hingga 31 Januari 2023.
“Saya pikir dengan dinaikkannya 25 basis poin, dia akan naik pelan-pelan ke depan. Kira-kira 10-15 poin suku bunga deposito akan naik mungkin menjelang akhir tahun,” ujar Purbaya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/9).
Purbaya menambahkan kenaikan suku bunga deposito akan berlangsung secara bertahap pasca kenaikan suku bunga acuan BI dan tingkat bunga penjaminan (TBP) LPS.
LPS mencatat saat ini kenaikan suku bunga deposito masih belum signifikan meskipun BI sudah mengumumkan kenaikan suku bunga pada Agustus lalu.
Pada semester II tahun 2022 data menunjukan kenaikan suku bunga deposito dalam sebulan naik sebanyak 11 bps. Selanjutnya LPS mencatat suku bunga deposito pada bulan September berada di level 2,7 persen untuk Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) I, bunga deposito untuk KBMI II tercatat 2,34 persen, KBMI III sebesar 2,05 persen dan KBMI IV berada di level 1,88 persen.
Berdasarkan data tersebut Purbaya menilai meskipun terjadi kenaikan dalam beberapa minggu, namun belum menunjukan tren kenaikan yang signifikan.
“Kalau dilihat tren dalam beberapa minggu terakhir, data itu belum menunjukkan kenaikan terlalu signifikan. Walaupun bank sentral sudah menaikkan suku bunga acuannya,” jelasnya.
Purbaya menjelaskan penyesuaian suku bunga simpanan perbankan memerlukan waktu transisi setelah pengumuman kenaikan suku bunga Bank sentral dan LPS.
Terlebih LPS melihat likuiditas perbankan masih relatif longgar sehingga kenaikan suku bunga acuan dan tingkat penjaminan tidak akan memberikan tekanan pada perekonomian dan sistem keuangan perbankan.
“Tapi saya lihat dampaknya ke ekonomi secara keseluruhan tidak akan terlalu negatif atau bahkan diabaikan, karena naiknya nggak banyak-banyak amat. Kenaikan terjadi di seluruh lapisan bank untuk yang deposito,” katanya.
Seperti diketahui LPS pada 22 September 2022 mengumumkan kenaikan suku bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum dan BPR sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen dan 6,25 persen.
Sementara itu untuk simpanan dalam valuta asing di bank umum naik 50 bps menjadi 0,75 persen. Besaran tingkat bunga penjaminan terbaru itu mulai berlaku pada periode 1 Oktober 2022 hingga 31 Januari 2023.