BeritaPerbankan – Kata ‘arisan’ pasti sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Kegiatan arisan lazim kita temukan dalam pergaulan sosial. Arisan pada dasarnya memang dibuat untuk mempererat hubungan sosial antar teman, kerabat dan keluarga. Tujuannya, agar anggota komunitas bertemu rutin, minimal satu bulan sekali.
Meski tujuan awalnya untuk silaturahim, tidak sedikit orang menganggap arisan adalah salah satu alternatif menabung. Tapi apa benar arisan bisa mendatangkan keuntungan secara finansial? Kita akan bahas lengkap dalam artikel ini.
Definisi Arisan
Arisan dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan mengumpulkan sejumlah uang dari tiap anggota kelompok. Uang yang terkumpul akan diberikan kepada anggota yang namanya keluar sebagai penerima arisan. Kita mengenal istilah ‘kocok arisan’ atau pengundian, semua nama anggota akan dimasukan ke dalam sebuah wadah, lalu dikocok-kocok dan diambil satu gulungan kertas secara acak. Nama yang tercantum dalam kertas adalah pemenang arisan.
Semua anggota akan mendapat giliran menang, namun karena sistemnya acak anggota tidak akan tahu kapan bisa menang arisan. Meski begitu ada juga arisan yang sudah ditentukan pemenangnya di awal.
Sejarah Arisan di Dunia
Arisan mulai diperkenalkan setidaknya pada tahun 1970-an. Dalam dunia perbankan arisan disebut dengan ‘Keuangan Mikro’ yang merupakan bentuk lain dari kredit berputar. Dalam praktiknya kegiatan arisan pada tahun 1970-an sama seperti yang kita kenal sekarang. Arisan dilakukan oleh sekelompok orang terdekat. biasanya teman-teman sekolah, kantor atau keluarga. Orang barat biasa menyebut arisan dengan lotre tetap. karena semua angggota pasti akan menang sampai periode arisan habis dengan nominal yang sudah ditetapkan di awal, meski harus menunggu nama mereka keluar sebagai pemenang undian.
Jika di Indonesia uang arisan biasanya disetorkan kepada bendahara arisan, ada juga yang menyebutnya ‘bandar arisan’, lain halnya di barat. Seluruh anggota akan menaruh uang dalam sebuah pot sesuai kesepakatan, lalu semua nama anggota yang belum menang akan diundi. Nama yang keluar dialah pemenangnya.
Budaya Arisan di Indonesia
Tak berbeda, di Indonesia sendiri arisan dibuat untuk memperat tali silaturahim antar keluarga, teman sekolah, teman kantor, teman nongkrong, dsb. Alasannya agar anggota kelompok memiliki jadwal rutin pertemuan setiap bulannya. Jika dilihat dari sejarahnya memang arisan dibuat bukan untuk cari untung tapi lebih kepada fungsi sosial yaitu pergaulan antar anggota kelompok.
Menyinggung soal untung rugi mengikuti arisan, ada kebiasaan arisan di Indonesia yang seolah menegaskan bahwa arisan bukanlah jalan meraup keuntungan secara finansial. Meski tujuannya menabung, namun coba perhatikan kebiasaan-kebiasaan berikut ini.
Sudah jadi hal yang lazim, pengundian arisan biasanya di gelar di salah satu rumah anggota kelompok arisan. Tuan rumah tentu saja harus menjamu tamu dengan camilan, minuman atau makan besar bersama. Tentu saja biaya jamuan ini ditanggung tuan rumah.
Lalu ada juga kebisaan pengundian arisan di tempat-tempat umum, seperti restoran, cafe, lokasi wisata dsb. Ini juga akan merogoh kocek anda. Bisa anda hitung berapa uang yang harus dikeluarkan untuk transportasi ke tempat arisan dan harga makanan yang anda pesan.
Ikut Arisan, Biar Bisa Menabung ?
Jika anda mengganggap ikut arisan adalah cara untuk menabung. Coba pikirkan lagi. Perlu diketahui arisan bukanlah investasi yang menjanjikan imbal keuntungan, arisan bisa dimasukkan dalam fixed cost, karena angka yang anda keluarkan tak berubah setiap bulannya.
Sebagai contoh, periode suatu kegiatan arisan adalah 36 bulan (3 tahun) untuk 36 anggota. Jumlah uang arisan yang diterima Rp. 3,6 juta (iuran @Rp. 100 ribu/bulan). Dari pemenang pertama hingga terakhir uang yang didapat tetap sama. Namun semakin lama ‘nilai’ uang (time value of money) tersebut bisa berbeda.
Memenangkan arisan di awal adalah keuntungan. Karena nilai uang Rp. 3,6 juta tersebut tidak tergerus inflasi. Semakin lama nama anda keluar dari undian, maka kemungkinan resiko lain bisa terjadi. Misalnya ada anggota yang kabur setelah menang, setoran iuran arisan yang macet, dsb.
Jenis-jenis Arisan
Arisan tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa perhiasan, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Jenis-jenis arisan ini bisa menjadi bahan pertimbangan anda. Tidak perlu mengikuti semua arisan jika tidak sesuai dengan kebutuhan anda. Perhatikan juga nilai dari barang tersebut, apakah sesuai dengan uang yang anda setorkan. Pastikan bendahara arisan adalah orang yang dapat dipercaya.
Apakah Arisan Sama Sekali Tidak Menguntungkan?
Pada dasarnya arisan tidak mendatangkan imbal hasil. Jika anda menabung di bank ada suku bunga yang bisa anda peroleh. Bila anda membeli sebidang tanah maka kelak anda bisa memetik untung dari pertumbuhan nilai aset anda. Namun tidak begitu dengan uang arisan.
Uang arisan memang nominalnya tidak berubah dalam arti bertambah, bahkan cenderung berkurang jika dikurangi dengan biaya jamuan anggota arisan, traktir teman atau biaya administrasi yang sudah disepakati di awal.
Namun anda tetap bisa menggunakan uang arisan untuk investasi atau modal berdagang. Semua tergantung pada kepiawaian anda mengelola keuangan. Bukan tidak mungkin dari uang arisan bisa memperkuat modal usaha anda.
Anda bisa memanfaatkan kegiatan kumpul arisan untuk prospek bisnis anda. Kegiatan arisan bisa jadi ‘lapak dagangan’ anda. Tawarkan produk-produk anda pada teman-teman arisan anda. Atau sekedar bercerita tentang kesibukan bisnis anda. Setidaknya hal itu bisa membuka peluang mendapat calon konsumen baru.
Tips Sebelum Ikut arisan
Sebelum anda memutuskan ikut arisan. Perhatikan hal-hal berikut ini agar anda tidak menyesal kemudian.
- Pastikan iuran arisan tidak mengganggu perekonomian keluarga anda. Tidak harus mengikuti semua arisan di setiap jejaring pertemanan anda. Pilih yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anda. Anda bisa gunakan 10 persen dari penghasilan setiap bulan.
- Hilangkan perasaan ‘tidak enak’ bila anda tidak berniat ikut arisan, baik karena kondisi keuangan anda maupun jenis arisan yang tidak anda minati. Tidak ikut arisan bukan berarti putus hubungan pertemanan atau kekerabatan. Anda yang memegang kendali atas diri anda sendiri.
- Tetapkan tujuan. Gunakan uang arisan untuk hal yang bermanfaat. Seperti investasi melalui deposito, dana pendidikan dan modal usaha. Hindari membeli barang-barang konsumtif seperti pakaian, tas, sepatu, dsb.
- Pilih komunitas arisan yang dapat dipercaya. Jangan ‘terjebak nostalgia’ karena dulu pernah dekat satu sama lain. Tetap pertimbangkan kemungkinan terburuk.
- Hindari arisan online. Apalagi arisan yang dikelola oleh orang yang baru anda kenal. Arisan sejatinya adalah ‘alasan’ untuk bisa saling bertemu secara rutin.
- Jangan percaya dengan iming-iming arisan yang mendatangkan keuntungan. Jika ada menawarkan arisan dengan imbal hasil, lebih baik tinggalkan. Logiknya darimana keuntungan yang didapat itu? Bisa jadi uang arisan yang terkumpul diinvestasikan, tapi tidak ada jaminan investasi akan menguntungkan. Tetap berhati-hati.