BeritaPerbankan – Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan alasan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) diminta hadir ke Istana oleh Presiden Jokowi. “Saat ini, dinamika [ekonomi global] sangat tinggi dengan pergerakan dolar yang makin menguat kenaikan suku bunga yang sangat tinggi di Amerika Serikat (AS), di Eropa dan pelemahan dari ekonomi China semuanya memberikan imbas yang harus diantisipasi,” ujarnya kepada wartawan di komples Istana Kepresidenan.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menjabarkan mengenai situasi terkini dan yang sedang terus berkembang di dalam perekonomian global, baik pasar keuangan dan juga tentu tantangan-tantangan yang harus di antisipasi dan harus dihadapi pada bulan-bulan depan dan tahun mendatang.
Menurutnya, dari ragam situasi global yang tak menentu, maka kebijakan fiskal dan moneter akan terus berkoodinasi secara sinkron dan harmonis, serta setiap pemangku kepentingan dan pihak terkait harus saling melakukan penyesuaian dalam menggunakan dari mulai instrumen yang ada di market, maupun dari sisi komunikasi kebijakan yang akan terus dilakukan antara BI dan Kemenkeu.
Dia menjelaskan bahwa dari sektor keuangan pemerintah akan terus memantau dari sisi perbankan maupun pasar modal dan juga lembaga keuangan bukan bank. “Termasuk pergerakan capital flow baik itu yang ‘in’ di surat berharga negara dan juga maupun di saham dan juga ‘out’ kalau sedang mengalami penarikan capital terutama merespons kebijakan di AS kita terus waspadai,” ujarnya.
“Kami sedang menyiapkan berbagai langkah-langkah paket kebijakan agar sektor riil tetap terjaga masyarakat terutama kelompok menengah bawah, daya belinya di dalam menghadapi El Nino tetap juga didukung melalui instrumen yang akan kita segera rumuskan,” pungkas Sri Mulyani.