BeritaPerbankan – Transaksi non tunai kekinian cukup banyak pilih oleh masyarakat karena dinilai praktis dan mudah dalam melakukan berbagai transaksi aneka jenis pembayaran di berbagai merchant, salah satunya adalah QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang disediakan oleh Bank Indonesia untuk mendorong migrasi transaksi tunai ke transaksi digital cashless.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 17 Agustus 2019, jumlah pengguna, volume transaksi dan nilai transaksi menggunakan QRIS terus mengalami peningkatan.
Data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat adanya pertumbuhan signifikan volume transaksi dan nilai transaksi QRIS. Pada tahun 2020 volume transaksi menggunakan QRIS secara nasional hanya sebanyak 5 juta kali transaksi dengan total nilai transaksi mencapai Rp 365 miliar.
Sementara itu data per Agustus 2022 volume transaksi QRIS tumbuh pesat menjadi 91,7 juta kali dan nilai transaksi tercatat sebanyak Rp 9,66 triliun. Penggunaan QRIS melonjak tajam di tengah kondisi pandemi covid-19 dimana semua orang meminimalisir kontak langsung dengan orang lain sehingga QRIS menjadi salah satu pilihan untuk tetap aman bertransaksi.
Transaksi menggunakan QRIS terbilang mudah. Pedagang (merchant) dan konsumen cukup memindai kode QR melalui ponsel pintar. Kegiatan transaksi menjadi lebih cepat, praktis dan mudah.
Menggunakan fasilitas pembayaran digital juga memiliki kelebihan lain yaitu pengguna dapat mengetahui riwayat transaksi sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan keuangan.
Bank Indonesia saat ini sedang berupaya menjalin kerjasama dengan negara-negara tetangga agar penggunaan QRIS semakin luas. Dengan demikian masyarakat Indonesia bisa melakukan transaksi di negara lain dengan menggunakan QRIS tanpa harus repot menukarkan uang rupiah dengan mata uang negara setempat.
“Pada Mei 2022 yang lalu, kami lima gubernur bank sentral sudah berkumpul, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, sudah berkomitmen untuk menyambungkan sistem pembayaran,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam siaran persnya Agustus lalu (29/8/2022).
Selain pembayaran menggunakan cross border QR, nantinya kelima negara tersebut dapat melakukan fast payment dengan mata uang lokal sebagai upaya mendukung industri pariwisata dan UMKM masing-masing negara.
Bank Indonesia mencatat pada kuartal II 2022 jumlah merchant pengguna QRIS di DKI Jakarta mencapai 3,6 juta pedagang. Terjadi lonjakan jumlah pengguna QRIS dibandingkan data pada kuartal I 2022 yang tercatat hanya 672 ribu merchant atau tumbuh lima kali lipat sebelum pandemi covid-19.
Merchant pengguna QRIS di DKI Jakarta didominasi oleh pelaku UMKM yaitu 38 persen usaha mikro, 31 persen usaha kecil, 21 persen usaha menengah, 7 persen usaha besar dan 3 persen usaha reguler.