BeritaPerbankan – Data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Juli 2024 menunjukkan bahwa simpanan nasabah perbankan di Indonesia masih didominasi oleh kelompok simpanan nasabah kaya dengan saldo di atas Rp5 miliar, yang mencakup 53,5% dari total simpanan nasabah bank umum. Jumlah simpanan nasabah tajir ini tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,6% secara tahunan (yoy).
Simpanan nasabah kaya yang terus meroket menunjukkan bahwa kepercayaan para nasabah tajir terhadap layanan perbankan tetap kuat. Hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah bank untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabahnya.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara konsisten meluncurkan berbagai inovasi, salah satunya melalui BCA Wealth Summit 2024, yang merupakan bagian dari komitmen BCA dalam meningkatkan edukasi masyarakat tentang pengelolaan keuangan dan memperkenalkan berbagai produk investasi serta proteksi yang tersedia.
Haryanto T Budiman, Direktur BCA, mengungkapkan bahwa hingga Juli 2024, jumlah nasabah kaya BCA yang tergabung dalam program Prioritas dan Solitaire mencapai sekitar 185.000 orang. Di antaranya, sekitar 5.000 adalah nasabah Solitaire dan 180.000 adalah nasabah Prioritas, dari total 32 juta nasabah BCA.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatat pertumbuhan positif dalam layanan untuk nasabah kaya. Meru Arumdalu, Wealth Management Division Head BTN, menyatakan bahwa dana kelolaan segmen BTN Prioritas mencapai Rp 40 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 30.000. BTN optimis dana kelolaan BTN Prioritas akan tumbuh sekitar 20% hingga akhir tahun 2024. BTN terus meningkatkan layanan platform digital untuk menggaet lebih banyak nasabah, seperti fitur pada mobile banking yang memudahkan transaksi keuangan termasuk pembelian produk reksa dana.
Fenomena pertumbuhan simpanan nasabah kaya juga dialami oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Kinerja BSI Prioritas hingga kuartal II 2024 cukup mengesankan, dengan dana kelolaan mencapai lebih dari Rp70 triliun, naik 15,3% secara tahunan.
Sementara itu, jumlah nasabah BSI Prioritas terus bertambah mencapai lebih dari 64.000 nasabah. Saut Parulian Saragih, SEVP Digital Banking BSI, menyatakan bahwa BSI Prioritas tidak hanya fokus pada kebutuhan finansial nasabah tetapi juga memastikan pengelolaan kekayaan sesuai dengan hukum dan prinsip syariah.
Saut mengatakan, berbagai inovasi produk investasi diperkenalkan oleh BSI untuk menarik lebih banyak nasabah kaya. Beberapa produk baru yang diluncurkan termasuk Reksa Dana Syariah Terproteksi Sucor Syariah Proteksi 1, Reksa Dana Bahana USD Nadhira Sukuk dengan pembagian dividen, serta produk Bancassurance Dana Hari Tua dan Smart Plan Syariah. Produk-produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang mencari solusi keuangan berbasis syariah yang komprehensif.
Segmen nasabah prioritas menjadi fokus perhatian sejumlah bank besar untuk meningkatkan pelayanan dan pengalaman yang lebih baik. Untuk masuk menjadi nasabah prioritas, bank-bank besar memberlakukan syarat yang ketat. Untuk menjadi nasabah Solitaire BCA, seseorang memiliki portofolio individu dengan saldo rata-rata minimal Rp 5 miliar. Sedangkan untuk menjadi nasabah prioritas di BCA, saldo minimal yang diperlukan adalah Rp 1 miliar. Sementara itu, BTN dan BSI menetapkan saldo minimum Rp 500 juta untuk nasabah prioritas mereka.
Di sisi lain, tren pertumbuhan kelompok simpanan nasabah menengah atas, dengan saldo antara Rp 1 miliar – Rp 2 miliar juga menunjukkan potensi besar. Pada Juli 2024, jumlah rekening pada tiering ini telah mencapai 375.698 rekening, dengan kenaikan nominal simpanan sebesar 0,8% secara bulanan (MoM).