BeritaPerbankan- Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada sektor kredit lembaga keuangan. Lembaga pengelola informasi perkreditan sekaligus jasa credit scoring dan analisa kredit PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) menghimbau lembaga keuangan harus lebih ketat dalam menyalurkan pembiayaan kepada calon debitur. Yohanes Arts Abimanyu, Direktur Utama Pefindo Biro Kredit mengatakan bahwa hal itu diakibatkan karena melonjaknya persentase debitur beresiko tinggi akibat pandemi.
“Kalau kita lihat terjadi pergeseran yang signifikan karena pada awal pandemi kategori high risk dan very high risk berada di level 45,5 persen, sementara pada bulan Juni 2021 hingga saat ini, kedua kategori tersebut berada pada level 69,9 persen,” jelasnya Selasa (31/8/2021).
Yohanes menjelaskan kehati-hatian masih diperlukan, karena titik pergeseran risk grade tersebut baru terjadi pada Desember 2020, di mana profil debitur berisiko rendah (low risk) dan menengah (average) sudah pada level sama dengan high risk dan very high risk.
Setelah itu, atau memasuki periode 2021, profil debitur high dan very high risk masih meningkat, sementara profil low dan average mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa perubahan profil risiko debitur sebagai dampak pandemi Covid-19 masih terjadi.
Oleh karena itu, IdScore menyarankan lembaga keuangan, termasuk pelaku industri pembiayaan (multifinance atau leasing) masih perlu melakukan pemantauan risiko kredit, baik sebelum menyalurkan kredit dan pada saat kredit sudah diberikan.
“Sejak pandemi, memang terlihat perubahan dari sisi profil risiko debitur yang cenderung meningkat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan termasuk multifinance yang di satu sisi dituntut untuk mengejar target pembiayaan, sementara di sisi lain perlu menjaga kualitas portfolio pembiayaan dan mencegah kenaikan NPF. Pemantauan secara rutin atas kualitas portfolio dan kemampuan pembayaran hutang debitur masih diperlukan,” tutupnya.
Namun demikian, Yohanes melihat geliat portofolio pelaku industri pembiayaan yang menjadi member IdScore tampak masih menunjukkan nilai yang stabil di Rp293 triliun per semester I/2021, yang artinya penyaluran kredit sudah mulai berjalan kembali.
Menurutnya, apabila penyebaran virus Covid-19 mulai terkendali, level pembatasan sosial (PPKM) turun, dan kondisi perekonomian membaik, maka aktivitas penyaluran kredit yang tergambar lewat permintaan laporan perkreditan akan membaik pada kuartal III/2021.