Beritaperbankan – Ruang pertumbuhan kredit di perbankan di proyeksi masih terbuka lebar hingga akhir tahun. Bank pembangunan daerah (BPD) hampir tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Lantaran menyasar berbagai kredit bagi para aparatur sipil negara (ASN).
Dus kredit BPD tumbuh 6,4% year on year (yoy) dari Rp 470,2 triliun menjadi Rp 498,6 triliun per Juli 2021. Padahal secara industri, kredit perbankan baru tumbuh 0,5% yoy menjadi Rp 5.563,7 triliun per Juli 2021.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno bilang memang ada anomali ketika Covid-19 di BPD. Lantaran bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan industri hampir seluruh sektor terutama industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) mencatatkan pertumbuhan kredit 5,9% yoy menjadi Rp 18,35 miliar hingga Agustus 2021.
Direktur Bank Sumsel Babel, Antonius Prabowo bilang kinerja itu ditopang oleh kredit segmen produktif sebesar yang tumbuh 7,47% yoy. Lalu diikuti oleh sektor konsumtif sebesar 5,41% yoy.
“Prospek hingga akhir tahun diproyeksikan kredit masih akan tumbuh sekitar 7% hingga 8% sera tahunan. Pertumbuhan kredit ini akan dicapai dengan memperkuat capability yang menjadi kompetensi utama BSB di sektor konsumtif dan membangun capability baru di sektor produktif antara lain melalui ekosistem kredit UMKM melalui KUR klaster dan food estate. Juga ekosistem Pemda dan turunannya,” ujarnya.
Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar bilang total penyaluran Rp 22,4 triliun per Agustus 2021. Nilai itu telah meningkat 4,58% yoy dibandingkan Agustus 2020 sebesar Rp 21,5 triliun.
“Sektor penopang terbesar dari sektor rumah tangga dan sektor perdagangan dan eceran. Hingga akhir tahun, Bank Sumut menargetkan bisa menyalurkan kredit sebesar Rp 25,1 Triliun,” paparnya.
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Barat mencatatkan kredit senilai Rp 20,54 triliun per Juli 2021. Nilai itu tumbuh 7,81% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 19,05 triliun.
Direktur Utama Bank Sulselbar, Amri Mauraga bilang realisasi kredit masih sesuai dengan target rencana bisnis bank (RBB), kredit diproyeksikan bisa tumbuh 8% hingga 9% yoy.
“Bank Sulselbar memiliki captive market yang sangat besar di segmen kredit konsumer, dan merupakan penopang utama dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. Di mana untuk menggerakkan sektor riil dibutuhkan peningkatan daya beli masyarakat, sedangkan untuk meningkatkan daya beli dapat dilakukan melalui pemberian kredit ke segmen konsumer,” ujar Amri.
Bank tetap berkomitmen menjaga penyaluran kredit ke segmen produktif tumbuh 17,5% yoy. Sedangkan untuk kredit konsumtif ditargetkan tumbuh sebesar 5,5% yoy.