BeritaPerbankan – Perusahaan chip raksasa Intel terus mengalami kemunduran, dengan kinerja yang memburuk sepanjang tahun 2024. Menurut laporan CNBC Internasional, lebih dari setengah nilai pasar Intel hilang tahun ini, dan laporan pendapatan mereka mencatat rekor terburuk dalam 50 tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan pada Senin (23/9/2024).
Di sisi lain, Intel berencana untuk memisahkan divisi manufaktur dari bisnis utamanya yang berfokus pada perancangan dan penjualan prosesor komputer. Qualcomm disebut-sebut tertarik untuk mengambil alih divisi tersebut. Namun, belum jelas apakah Intel terlibat langsung dalam diskusi dengan Qualcomm, karena perwakilan dari kedua perusahaan menolak memberikan komentar.
Sebagai perusahaan yang pernah menjadi produsen chip terbesar di dunia, Intel kini mulai kehilangan posisinya. Raksasa lain seperti Nvidia kini mengungguli Intel, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$3 triliun—30 kali lebih besar dari Intel. Selain itu, Intel juga menghadapi tantangan internal dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, memotong 15 ribu karyawan atau sekitar 15% dari total tenaga kerja mereka.
Meskipun mengalami masa-masa sulit, Intel tetap mempertahankan operasional pabriknya. CEO Pat Gelsinger menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih untuk terus menjalankan pabrik seperti saat ini. Namun, Intel juga berencana membentuk unit manufaktur internal yang terpisah dengan dewan direksi dan struktur tata kelola sendiri. Unit ini nantinya juga dapat mencari pendanaan eksternal.
Selain itu, Intel tengah bersiap meluncurkan teknologi manufaktur baru yang disebut 18A pada tahun depan. Mereka memiliki tujuh produk yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan telah menarik pelanggan besar, termasuk Amazon, yang berencana menggunakan fasilitas pabrik Intel.
“Yang penting adalah bahwa kami sedang bergerak ke tahap berikutnya dalam perjalanan manufaktur ini, dengan fokus pada efisiensi dan memberikan pengembalian investasi yang signifikan bagi para pemegang saham,” ungkap Gelsinger.