BeritaPerbankan – Layanan berbasis digital memungkinkan pengguna untuk bisa melakukan apapun dari rumah. Dengan groceries online, masyarakat dapat membeli bahan makanan dan diantarkan langsung ke rumah tanpa harus pergi ke luar.
Riset dari Forrester menyatakan usaha makanan dan bahan makanan atau food and groceries mengalami peningkatan pesat tahun 2020. Sektor itu menyumbang 11% dari total pasar e-Commerce dunia.
Kenaikan itu cukup signifikan, sebab pada 2015 sektor tersebut hanya berkontribusi 5% saja. Tahun 2025 diperkirakan food & groceries akan mengalami peningkatan menjadi 15%.
Dalam riset yang dilakukan DBS berjudul Asian Insight Sparx New Economy Sector mengungkapkan layanan pesan antar dan pembelian kebutuhan sehari-hari (e-grocery) banyak digunakan dibandingkan sebelum periode pandemi.
LEK Consulting melaporkan pada 2019, GMV sektor ini tercatat US$500 juta. Berselang satu tahun mengalami peningkatan dua kali lipat, akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat Covid-19 di Indonesia.
Nilai pasar e-groceries lewat e-Commerce meningkat menjadi US$6 miliar tahun 2025. Tingkat penetrasi e-grocery saat ini sebesar 0,3% diprediksi tumbuh lebih dari 5% pada 2025, karena besarnya basis konsumen dan booming digital.
Sementara itu tahun 2020, pengguna e-grocery di Indonesia tumbuh 30% akibat peningkatan frekuensi pembelian. Dalam waktu dekat, kebiasaan berbelanja di layanan kemungkinan tidak akan ditinggalkan oleh pengguna Indonesia.
Pengguna e-grocery juga menyatakan mengalami peningkatan pembelian di e-grocery pada 2020. Ini dilaporkan dari survei oleh Redseer. Di saat bersamaan, 60% responden menyatakan keinginan untuk tetap belanja kebutuhan sehari-hari secara online di masa depan.