BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan basis investor saat ini di pasar modal didominasi oleh generasi muda yang berusia di bawah 30 tahun yaitu sebesar 57,26% dari total investor ritel.
Tren ini ia sebut berpotensi tumbuh lebih besar jika mengacu pada proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi puncak bonus demografi, yakni penduduk usia produktif (muda) lebih besar ketimbang non produktif pada 2030.
Saat ini saja dengan jumlah anak muda sekitar 4,5% dari total populasi, investor muda sudah mendominasi pasar modal. Pada 2030, jumlah usia produktif akan mencapai 68,01% dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Akan tetapi permasalahannya adalah pada 2022, indeks literasi keuangan mencapai angka 49,68% dan indeks inklusi keuangan mencapai angka 85,10%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak yang melek untuk berinvestasi tapi sedikit yang sudah memahami investasi sepenuhnya.
“Jadi saya selalu bilang invest smart, artinya anda kalau investasi mengerti betul apa yang anda invest. Jangan ikut-ikutan orang. Selebriti ada yang suka gitu ya. Untung-untungan, tuh. Nanti anda FOMO, fear of missing out. Ikut, akhirnya ketipu,” kata Purbaya pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It).
Saat ini banyak macam produk investasi seperti robot trading dan yang lain-lain yang merupakan investasi bodong. Bahkan, di antaranya banyak orang-orang terkenal yang mempromosikan produk-produk investasi bodong tersebut, untuk menunjukkan bonafiditasnya. Maka dari itu, potensi pertumbuhan investor muda perlu diimbangi dengan tingkat literasi.