BeritaPerbankan – Indeks harga properti sempat mengalami penurunan selama dua kuartal di tahun 2021 karena pandemi covid-19. Menjelang akhir tahun, harga properti mengalami tren kenaikan.
Program pemulihan ekonomi nasional selama dua tahun ini memberikan hasil yang cukup baik. Geliat ekonomi nasional turut mendorong kenaikan harga properti di sejumlah kota.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan terjadi kenaikan indeks harga properti pada kuartal II/2021 ke level 112,8. Secara tahunan indeks harga properti naik sebanyak 1,97 persen.
Marine optimis tren pertumbuhan indeks harga properti dapat dipertahankan melihat kondisi perekonomian yang mulai bangkit pasca pandemi.
“Kenaikan indeks harga hunian ini menandakan bahwa optimisme pasar mulai pulih kembali. Keinginan masyarakat untuk membeli hunian kembali meningkat,” katanya.
Hal senada diungkapkan Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan, yang mengatakan bahwa pemulihan ekonomi nasional berhasil mendongkrak harga rumah tapak seken sebesar 3% secara bulanan pada Oktober 2021.
Kota Makassar mengalami pertumbuhan harga rumah seken tertinggi yaitu sebanyak 4%. Pencapaian ini melampaui sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Tangerang.
Menurut data Flash Report Rumah123 pada Oktober 2021, tren kenaikan harga properti terjadi di 13 kota yang diamati yaitu Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang, Bandung, Surabaya, Surakarta, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Medan, dan Semarang.
Kota dengan peningkatan harga rumah seken tercepat dipegang oleh Yogyakarta dengan pertumbuhan mencapai 13,5% secara tahunan.
Sementara itu harga rumah seken di Denpasar naik 0,1%, Jakarta 1,4%, Depok 3,5%, Bandung 3,6%, Surakarta 4,2%, Semarang 4,6%, Bogor 5,8%, Tangerang 6,1%, Bekasi 6,2%, Medan 11,6% dan Makassar 12,0%.
Di tengah tren kenaikan harga rumah seken di sejumlah kota besar, Kota Surabaya justru mengalami penurunan harga rumah seken pada Oktober 2021 sebanyak 0,6%.
Penurunan harga properti di Surabaya menandakan bahwa dampak pemulihan ekonomi masih belum merata. Sektor properti belum sepenuhnya pulih.
Hal itu terjadi lantaran pemilik properti menjual miring rumah mereka karena himpitan kebutuhan atau yang dikenal dengan jual butuh uang (BU) karena diskon yang ditawarkan tidak menarik minat pembeli.
Di sisi lain konsumen masih menahan diri untuk membeli properti mengantisipasi kondisi ekonomi di tengah pandemi yang belum dapat dikatakan pulih sepenuhnya.
Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus optimis tren pertumbuhan penjualan properti akan terjadi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan hunian bagi keluarga muda.
Sebelumnya Bank Indonesia melaporkan ada kenaikan indeks harga properti secara tahunan pada Kuartal III-2021 walaupun peningkatannya cenderung melambat.
Bandar Lampung dan Padang adalah dua kota yang mengalami penurunan indeks harga properti secara tahunan pada Kuartal III-2021.
IHPR di Bandar Lampung pada Kuartal III-2021 mencapai 206,65 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 209,96.