BeritaPerbankan – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 5,72 persen. Pencapaian tersebut melanjutkan tren pertumbuhan yang terjadi pada kuartal sebelumnya dimana pada kuartal I 2022 ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen dan kuartal II 2022 5,44 persen yoy.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan perekonomian Indonesia relatif sangat kuat dibandingkan negara-negara lain di tengah gejolak ekonomi global yang saat ini terjadi.
Purbaya meyakini dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi menjelang akhir tahun 2022 tersebut, perekonomian nasional di tahun 2023 akan cerah. LPS meyakini Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi pada tahun 2023.
“Pertumbuhan itu bukan lumayan, tapi cukup bagus, mungkin sangat bagus dibandingkan negara-negara di dunia,” ujarnya di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (9/11/2022).
Data yang dirilis BPS menurut Purbaya cukup untuk membantah kekhawatiran sejumlah pihak bahwa perekonomian nasional akan gelap gulita pada tahun depan seiring dengan kondisi ekonomi global yang memburuk dan berpotensi membuat sejumlah negara dilanda resesi tahun 2023.
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tren positif. Indonesia dinilai akan mampu menghadapi tantangan ekonomi di tahun depan.
Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh setidaknya 5 persen dan terhindar dari ancaman resesi global.
Senada dengan apa yang disampaikan LPS, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga menilai pondasi ekonomi Indonesia sangat kuat, yang ditopang oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan fiskal dari Kementerian Keuangan yang terus dioptimalkan.
Meskipun inflasi pada bulan Oktober sempat mencapai 5,71 persen, Purbaya menilai hal itu hanya berlangsung sementara sebagai imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Biasanya grafik inflasi itu naik setelah harga BBM naik. Tapi habis itu cenderung flat, nanti setahun kemudian pasti turun karena perbandingannya year on year. Dan inflasi inti 3,3 persen. Target BI itu 3 plus minus 1 persen. Jadi masih di dalam target bank sentral,” kata Purbaya.
Pertumbuhan ekonomi RI yang terus membaik juga berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan kredit perbankan pada September 2022 tumbuh sebesar 11,00 persen yoy.
Pertumbuhan kredit UMKM juga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 17,13 persen yoy. Perry menambahkan kinerja fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik mampu mendukung dan melanjutkan agenda pemulihan ekonomi nasional.
“Ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan seluruh sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 19,0% pada September 2022,” ujar Perry.