BeritaPerbankan – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadwalkan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) bagi calon Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025-2030 akan digelar pada 1-2 Juli 2025.
Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie Othniel Frederic Palit mengatakan nama para kandidat yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto itu dituangkan dalam surat bernomor R28/Pres/05/2025 tertanggal 20 Mei 2025. Hasil uji kelayakan dan kepatutan dijadwalkan akan diumumkan pada 2 Juli 2025.
“Jadi Selasa untuk (calon) BI, dan Rabu (calon) LPS,” kata Dolfie.
Menanggapi proses seleksi ini, pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menekankan pentingnya memilih sosok yang mampu mendorong reformasi signifikan dalam sistem perlindungan simpanan nasional. Menurutnya, LPS kini tak lagi sekadar menjamin simpanan, tetapi juga harus menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi potensi krisis perbankan dan asuransi.
“LPS perlu membangun sistem peringatan dini berbasis data real-time yang mampu mendeteksi gejolak di sektor keuangan sebelum menimbulkan kegagalan sistemik,” ujarnya, Kamis (26/6).
Achmad juga menyarankan agar dana penjaminan dikelola secara hati-hati namun progresif. Dengan premi yang mulai dikumpulkan dari sektor perbankan dan asuransi, LPS dituntut memiliki instrumen monitoring risiko, penilaian solvabilitas, serta cadangan dana untuk menghadapi klaim besar di masa depan.
Menurutnya, para kandidat calon Wakil Ketua LPS harus memahami dan mampu menjalankan peran baru LPS seperti fungsi early intervention terhadap bank yang bermasalah dan pengelolaan penjaminan polis asuransi.
Wakil Ketua DK LPS akan menangani aspek penting seperti pengelolaan SDM, keuangan, procurement, IT, manajemen risiko, dan tata kelola internal. Mengingat LPS fokus pada penanganan krisis perbankan dan asuransi, Achmad menambahkan, calon ideal adalah mereka yang punya banyak pengalaman dalam menghadapi situasi darurat di sektor tersebut.
Profil Dua Calon: Farid Azhar Nasution dan Doddy Zulverdi
Farid Azhar Nasution
Farid dikenal sebagai figur dengan pengalaman panjang di industri keuangan, baik sektor publik maupun swasta. Ia saat ini menjabat sebagai Anggota Badan Supervisi LPS sejak Desember 2023.
Pendidikan dasarnya ditempuh di PKN STAN, disusul program manajemen di IPB, serta pelatihan eksekutif di London Business School. Kariernya mencakup berbagai posisi strategis, mulai dari auditor Kemenkeu, manajer di KPMG dan dentsu Indonesia, hingga Direktur Keuangan dan Investasi di Jiwasraya dan IFG Life.
Farid juga sempat memimpin beberapa divisi penting di LPS, seperti Divisi Investasi dan Hubungan Internasional. Ia dikenal aktif dalam program penyelamatan polis Jiwasraya dan berperan dalam restrukturisasi perusahaan asuransi bermasalah.
Doddy Zulverdi
Sementara itu, Doddy Zulverdi adalah Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola di Bank Indonesia. Pria kelahiran Bandung ini memulai karier di BI sejak 1993 setelah menamatkan pendidikan ekonominya di Universitas Padjadjaran dan meraih gelar Master dari Columbia University, AS.
Dalam kurun waktu lebih dari dua dekade, Doddy telah mengemban berbagai tugas penting di bank sentral, termasuk memimpin Departemen Pengelolaan Moneter, Departemen Internasional, dan menjadi Kepala Kantor Perwakilan BI di Sumatera Utara dan Jawa Timur.