BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan perekonomian Indonesia dalam keadaan yang bagus didukung kondisi fondasi perbankan nasional yang terus membaik pasca pandemi covid-19.
Purbaya mengakui kondisi likuiditas perbankan pada awal pandemi tahun 2020 sempat terganggu namun dalam dua tahun sudah mampu bangkit, salah satunya ditandai dengan fungsi intermediasi perbankan sudah pulih berkat mekanisme pasar yang bekerja dengan baik.
“Sekarang fondasi perbankan kita amat baik dan otomatis perekonomian Indonesia juga bagus, fungsi intermediasi perbankan sudah pulih bukan karena dipaksa tetapi karena market mechanism yang bekerja dengan baik,” ujar Purbaya dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Mei 2022.
Purbaya menambahkan kebijakan moneter dan fiskal yang diambil oleh pemerintah sebagai respon menghadapi ancaman ekonomi akibat pandemi covid-19, mampu mencegah potensi bank berguguran. Sehingga dapat dikatakan kondisi perbankan selama pandemi relatif aman.
LPS mengapresiasi kebijakan pemerintah mampu mendorong uang berada di sistem perekonomian. LPS sebagai bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengeluarkan kebijakan menurunkan suku bunga penjaminan hingga ke level terendah yaitu 3,50 persen, didukung oleh kebijakan Bank Sentral menurunkan suku bunga sehingga cost of capital mampu ditekan menyesuaikan dengan kondisi saat itu.
“Jadi cost of capital lebih murah, dan diharapkan menguntungkan perbankan, dan dengan adanya uang yang lebih banyak di sistem perekonomian maka ekonomi dapat berjalan lebih cepat,” jelasnya.
Kebijakan menurunkan bunga penjaminan berdampak positif terhadap penyaluran kredit perbankan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Purbaya mengatakan perbankan untuk tidak ragu memberikan kredit dan pengusaha jangan takut untuk ekspansi bisninya. LPS sebagai otoritas keuangan sudah memiliki pengalaman menghadapi krisis 1997-1998 dan koordinasi dengan perbankan juga semakin intens.
“Jangan terlalu khawatir, sebab kita sudah belajar dari krisis 1997-1998, dan saat ini kami sebagai otoritas keuangan juga semakin kompak dan koordinasi dengan perbankan juga lebih intens. Perbankan juga jangan ragu memberikan kredit dan kalangan pengusaha juga jangan takut untuk ekspansi bisnisnya,” tutupnya.
Purbaya optimis perekonomian Indonesia akan resilience didukung oleh fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik dan pemerintah memformulasikan kebijakan untuk menjaga permintaan domestik terus bertumbuh.
Dengan kondisi tersebut Indonesia mampu menghalau ketidakpastian global, terlebih menurut Purbaya Indonesia sudah pernah mengalami kondisi krisis yang lebih sulit di masa lalu.