BeritaPerbankan – Ekonom senior dari Economic Innovation Group, Adam Ozimek, di Forbes menyebut, setiap orang perlu berinvestasi di logam mulia, khususnya emas, untuk mempersiapkan skenario kehancuran bumi di waktu yang tidak diketahui.
Berdasarkan pengalaman sejarah, sebelum konsep mata uang terbentuk, orang-orang melakukan transaksi dengan logam mulia. Alhasil, ketika terjadi bencana yang berdampak pada runtuhnya pemerintahan dan kejatuhan ekonomi, maka manusia perlu mengulangi cara tersebut.
Laman Daily Investor menjelaskan berinvestasi emas untuk kekacauan dipilih karena nilainya yang lebih aman dan tahan lama meski harganya kerap berfluktuasi. Kendati demikian, investasi emas punya kelemahan. Adam Ozimek menjelaskan saat pemerintahan kolaps, maka semua orang akan mencari cadangan emas yang disimpan bank dan negara. Alhasil, seluruh pasokan emas, yang jumlahnya ribuan ton itu, bakal akan ludes dan jatuh ke tangan orang sembarangan.
Pada titik inilah, Jordan Weissmann di The Atlantic menjelaskan, bahwa emas bakal tidak berguna. Alasannya karena nilai emas bakal terjun drastis dan orang-orang akan mencari barang yang lebih berguna untuk menopang kehidupan, ketimbang menyimpan emas untuk transaksi, atau tujuan dekoratif.
Akibat emas memiliki kelebihan dan kekurangan, Adam Ozimek menyarankan investasi lain supaya manusia bisa bertahan saat kiamat, yakni investasi otak. Saat kehancuran terjadi, manusia perlu memiliki keterampilan di bidang pertanian, mekanika, dan medis. Dengan kombinasi ketiga keterampilan itu, dipercaya manusia bakal bisa bersaing dan mempertahankan kehidupan di kondisi-kondisi darurat luar biasa. Apalagi, jika seluruh kemampuan itu ditunjang oleh keterampilan militer atau bela diri yang baik.
Karena untuk mempelajari itu semua butuh waktu, alhasil, “daripada mencoba menjadi mandiri, lebih baik berteman dengan orang-orang yang memiliki keterampilan tersebut.” Sehingga nantinya akan terbentuk kelompok survivalisme yang diisi oleh orang profesional di bidangnya, sehingga nanti bakal terjadi saling ketergantungan antar sesama demi satu tujuan bersama.