BeritaPerbankan – Kenaikan minyak mentah di pasar internasional dan kurs telah mengakibatkan beban APBN semakin berat. Sehingga, perlu dicari solusinya dalam mengatasi hal tersebut.
Oleh sebab itu, Ketua (Banggar) DPR RI Said Abdullah menyarankan agar Indonesia dapat segera keluar dari jeratan ketergantungan terhadap minyak bumi. Apalagi Indonesia saat ini juga tengah mengalami surplus listrik yang sanggup menopang kebutuhan energi nasional.
Adapun kemampuan produksi minyak bumi secara nasional saat ini hanya berkisar di level 614-650 ribu barel per hari. Sedangkan kebutuhan secara nasional mencapai 1,4-1,5 juta barel per hari.
Said menilai dalam melihat kondisi saat ini, diperlukan kebijakan strategis berupa perubahan energi dari yang awalnya berbasis minyak bumi menuju ke penggunaan energi listrik. “Pasokan batu bara kita sangat besar, sehingga tidak bergantung terhadap suplai impor layaknya minyak bumi. Dampaknya kekuatan energi kita lebih mandiri, sambil secara perlahan kita melepaskan diri dari batubara dan mengganti pembangkit listrik kita menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT),” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan saat rapat antara Badan Anggaran DPR dengan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan sesungguhnya membicarakan agenda besar terkait peralihan energi Indonesia untuk menyehatkan APBN. Namun sayang, rapat tersebut kemudian digoreng oleh beberapa pihak di media sosial. Dirinya menjadi bulan-bulanan di media sosial pada akhir-akhir ini akibat usulannya soal penghapusan listrik 450 VA yang menuai pro kontra.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai usulan pengalihan pelanggan listrik rumah tangga dengan daya 450 VA menjadi 900 VA kurang tepat. Apalagi di tengah kondisi dan situasi yang terjadi sekarang ini. Menurutnya perpindahan daya pelanggan 450 VA ke 900 va tentunya akan memberatkan masyarakat. Sehingga usulan tersebut seharusnya dilakukan kajian terlebih dahulu.