BeritaPerbankan – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) terus berupaya untuk melakukan digitalisasi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang kini telah berganti nama jadi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menjelaskan, tantangan mendasar yang dihadapi oleh industri BPR dan BPRS tatkala berkeinginan menerapkan digitalisasi, dimulai dari pola pikir (mind set). Pasalnya, keterbatasan yang dimiliki yaitu keterbatasan modal, infrastruktur dan SDM yang belum memiliki pengetahuan yang memadai.
Menurutnya, industri BPR dan BPRS harus mampu memenuhi preferensi nasabah terhadap layanan perbankan ke depan. Layanan yang lebih mengutamakan kecepatan, kemudahan, keamanan dan dapat bertransaksi tanpa dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi harapan bagi BPR dan BPRS untuk mewujudkannya.
“Kami sadari, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, di sisi lain kami juga terus berupaya mencari solusi yang efektif, efisien, dan aman dalam penyediaan teknologi bagi BPR, BPRS. Salah satu upayanya yaitu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat, dan aman,” ungkapnya.
Upaya memenuhi kebutuhan konsumen membutuhkan penguatan pengelolaan terhadap data, model bisnis, regulasi, dan teknologi. Tedy menilai, keempat bidang terpenting ini tidak memungkinkan untuk dikuasai dalam jangka waktu yang singkat. Sementara peningkatan daya saing sangat mendesak untuk dilakukan agar tidak kehilangan momentum.
Untuk itu, upaya mentransformasi BPR dan BPRS tidaklah dapat dilakukan secara optimal tanpa melibatkan semua aspek yang saling mendukung satu dengan lainnya. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan produk dan layanan, perbaikan tata kelola, manajemen risiko, pemenuhan ketentuan, penyempurnaan infrastruktur teknologi informasi, dan sistem informasi manajemen.
Dalam upaya penguatan SDM, khususnya peningkatan kapasitas dan kompetensi digital SDM memang telah menjadi agenda besar Perbarindo. “Perbarindo memang berkomitmen untuk terus berupaya membawa BPR dan BPRS naik kelas, sesuai yang telah tercantum dalam Program Kerja Perbarindo Tahun 2022-2026. Program tersebut antara lain dalam pengembangan digitalisasi BPR yaitu BPR e-Cash dan pengembangan core banking system (CBS) melalui kerja sama dengan pihak ketiga,” sebutnya.
“Pengembangan SDM juga diperkuat dengan menuntaskan penyusunan modul untuk sertifikasi staf supervisor dan pelaksana. Sehingga akan mempermudah BPR dan BPRS untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan wawasan,” pungkas Tedy.