BeritaPerbankan – Sejumlah bank digital yang telah merilis laporan keuangannya untuk semester I-2024 mencatat pertumbuhan signifikan dalam kinerja laba bersih. Di antara bank-bank tersebut adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Bank Raya mencatat pertumbuhan laba bersih tertinggi sebesar 115,90% secara tahunan (yoy) pada Semester I-2024, mencapai Rp 20,02 miliar. Bank Jago mengikuti dengan pertumbuhan laba bersih 23,32% yoy mencapai Rp 49,97 miliar, sementara laba bersih Bank Amar tumbuh 15% yoy mencapai Rp 97,79 miliar.
Bank digital dikenal karena memberikan bunga simpanan tinggi untuk menarik dana, yang kemudian diimbangi dengan bunga kredit yang tinggi pula. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) bank digital tumbuh dua digit hingga Semester I-2024, dengan Bank Amar mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 34,55% yoy mencapai Rp 540,57 miliar. SVP Finance Bank Amar, David Wirawan, menyatakan bahwa fokus tahun ini adalah pada bisnis ritel dan segmen UMKM.
Bank Raya mencatat pertumbuhan NII sebesar 17,51% yoy mencapai Rp 274,77 miliar, dengan penyaluran kredit tumbuh 12,15% yoy mencapai Rp 6,78 triliun. Bank Amar dan Bank Raya sama-sama berfokus pada segmen UMKM.
Meski begitu, secara nilai, NII Bank Jago masih yang terbesar, mencapai Rp 709,07 miliar, meskipun jumlah ini menurun 14,94% yoy pada Semester I-2024. Pertumbuhan kredit Bank Jago adalah yang tertinggi, naik 40,16% yoy mencapai Rp 15,67 triliun pada Semester I-2024, didukung oleh ekosistem yang kuat.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, menyatakan bahwa sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis dan fundamental yang kuat, Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif. Namun, rasio margin bunga bersih Bank Jago menurun dari 10,46% menjadi 7,32% per Juni 2024, karena meningkatnya beban bunga. Bank Raya dan Bank Amar mencatatkan kenaikan NIM masing-masing ke level 4,31% dan 22,90% per Juni 2024.
Dalam hal pencadangan, hanya Bank Jago yang mencatat penurunan nilai pencadangan pada semester I-2024, turun 48,80% yoy menjadi Rp 167,16 miliar. Bank Amar dan Bank Raya masing-masing meningkatkan pencadangannya sebesar 15,83% dan 60%. Rasio NPL Bank Amar dan Bank Raya masing-masing naik ke level 8% dan 4,14% per Juni 2024, dibandingkan dengan Bank Jago yang rasio NPL-nya hanya 0,38%.
Melihat kinerja ketiga bank digital tersebut, sejumlah analis saham melihat prospek yang menarik untuk mengoleksi saham bank digital. Seperti yang dikatakan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji Gusta, bahwa bank digital memiliki peluang untuk terus bertumbuh dan meningkatkan kinerjanya meski tidak se likuid Bank KBMI 4.
Nafan merekomendasikan untuk menahan saham ARTO dengan target harga Rp 2.800 dan AGRO dengan target harga Rp 280. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menambahkan bahwa dukungan ekosistem yang kuat akan memengaruhi kinerja bank digital, dan menyatakan preferensi pada saham ARTO.