BeritaPerbankan – Dalam empat minggu terakhir, dana asing telah keluar dari Indonesia dengan total hampir Rp20 triliun dengan dominasi capital outflow dari SBN hampir Rp19 triliun.
Kepemilikan investor asing terhadap SBN Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar 15,10% dan mengalami peningkatan menjadi 15,51% pada Juni 2023. Namun sikap bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang masih membuka kesempatan menaikkan suku bunganya membuat pasar bergejolak dan akhirnya kepemilikan asing terus mengalami penurunan.
Investor asing pada 23 Oktober 2023 tercatat menurun 0,83 percentage point menjadi 14,68% dengan dominasi 17,66% di Surat Utang Negara (SUN) dan hanya 1,62% di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Pekan lalu Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps untuk menjaga nilai tukar rupiah dan berharap dana asing kembali berbondong-bondong masuk ke RI. Namun, posisi rupiah masih volatil hingga saat ini.
Fenomena kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu lama atau higher for longer yang terjadi di Amerika Serikat (AS) memberikan imbas yang berat ke banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini memicu arus modal kabur dari Tanah Air dan menyebabkan pelemahan terhadap rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. “Capital outflow semua lari balik ke Amerika Serikat,” ungkap Jokowi dalam pertemuan beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (27/10/2023).
Larinya modal asing ini sejalan dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun di AS yang meningkat. Terlebih lagi, Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu mengungkapkan suku bunga AS akan dipertahankan di level yang tinggi dalam waktu yang lama.
Secara bersamaan dirinya memberikan sinyal untuk menahan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang, namun juga menegaskan tetap membuka ruang kenaikan apabila pasar tenaga kerja masih ketat yang mengancam inflasi kembali ganas.