BeritaPerbankan – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyoroti upaya pemerintah dalam menyokong riset dan inovasi negeri selama hampir 3 tahun BRIN berdiri.
“Sejauh mana sih output yang sudah dihasilkan? Jadi kalau sampai Desember, kalau kita lihat dari publikasi global, tentu saja, itu hampir 4600-an (publikasi),” tutur Handoko pada acara Highlight Riset dan Inovasi 2023 di Jakarta, Kamis (28/12/2023).
Ia juga menyampaikan bahwa publikasi ini merupakan acuan penting bagi pemerintah sebelum mereka mengembangkan ekosistem riset yang lebih terintegrasi di tanah air. Dari hasil publikasi ini juga, pemerintah berupaya membuktikan hasil risetnya secara saintifik untuk kemudian beralih ke penetapan hak intelektual dan lisensi.
Lebih lanjut mengenai outcome riset, BRIN juga menyiapkan strategi jangka panjang yang nantinya bisa dirasakan oleh masyarakat. “Sebagai lembaga pemerintah kami juga harus berkewajiban mengeluarkan transparansi dari apa yang sudah kami lakukan, hasilnya apa, dan seterusnya. Tetapi itu sebagai jangka pendek,” ucap Handoko menambahkan.
Sementara untuk jangka panjangnya, pemerintah ingin mengintegrasikan kinerja mereka dengan berbagai komponen masyarakat, salah satunya adalah industri.
Belajar dari Tiongkok, Handoko ingin pemerintah nantinya memfokuskan penelitian ke arah pengembangan produk, guna mencapai outcome yang maksimal dan berkelanjutan. “Sehingga industri itu tidak perlu banyak investasi langsung ke aktivitas riset untuk mendukung product development mereka,” kata Handoko.
Selain karena faktor biaya, hasil dari sebuah riset juga tidak menjamin kesuksesan pengembangan produk tersebut. Oleh karenanya, pemerintah ingin membantu para pelaku industri agar bisa mempercepat proses manufaktur mereka.
BRIN sendiri memfokuskan riset mereka ke beberapa hal selama kurun waktu dua tahun ke belakang. Beberapa di antaranya merupakan elemen yang memegang peran krusial dalam kehidupan masyarakat, seperti pangan dan kesehatan. “Industri farmasi kita itu tidak punya kapasitas mengembangkan obat dan vaksin sendiri, dan itu bukan salah mereka,” ucap Handoko.
Pemerintah kemudian bersiap untuk menyediakan fasilitas penelitian dan pengembangan produk obat. Hal ini bertujuan agar industri bisa mengembangkan produk mereka sendiri dengan biaya yang lebih terjangkau, sekaligus mengurangi pembelian produk dari luar negeri.
Sebagai informasi, BRIN telah membangun berbagai sarana penelitian dan juga fasilitas pengembangan yang dapat diakses siapa pun. Selain memanfaatkan kebutuhan riset pelaku industri, BRIN juga menggandeng beberapa universitas dan institusi riset kenamaan dunia untuk melancarkan penelitian mereka.
Dari sekian banyak kerja sama ini, BRIN turut mengembangkan sumber daya manusia lokal dengan mengajak universitas di seluruh Indonesia melakukan penelitian di berbagai topik. Meskipun masih belum bisa melihat hasil dari pengembangan produk ini secara langsung, Handoko optimis pemerintah perlu menunggu waktu yang tidak sebentar.