BeritaPerbankan – Mendapatkan cinta dari pujaan hati terasa lebih mudah ketimbang mencuri hati orangtua sang kekasih alias calon mertua.
Kalau pacar kamu bisa menerima kamu apa adanya, belum tentu orangtuanya rela menyerahkan putri tercintanya kepada lelaki yang dirasa belum menunjukan keseriusan meminang sang putri.
Tapi saya serius mencintai putri bapak dan ibu. Saya rela berkorban apapun demi dia. Saya akan membahagiakan putri bapak ibu dengan segenap hati dan jiwa saya.
Dialog itu mungkin sudah sering dipakai jutaan lelaki di dunia ini. Namun ketahuilah sebagian besar orangtua akan lebih menyukai calon menantu yang menunjukan keseriusan membina rumah tangga bersama anak mereka dengan sebuah usaha dan pembuktian yang nampak.
Kali ini kita mau berbagi soal tips jitu keuangan yang perlu disiapkan sebelum kamu menemui calon mertua. Poin-poin yang terdapat di artikel ini sebagai opini yang bisa kamu jadikan bahan pertimbangan dalam mengelola keuangan.
Tujuan dari artikel kali ini adalah ingin mengajak anak-anak muda untuk melek literasi keuangan sedari dini. Pengelolaan keuangan yang baik tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan pribadi kamu tapi juga masa depanmu. Salah satunya meluluhkan hati calon mertua.
Siapa coba orangtua yang tidak bahagia kalau putrinya dipinang pria baik-baik, pekerjaan mapan, rajin bekerja dan sayang sama putri mereka.
Kondisi finansial yang sehat bakal menambah tingkat kepercayaan diri seseorang apalagi bagi seorang pria yang ingin melamar kekasihnya. Bukan sesuatu yang tercela jika calon mertua menilai calon menantu salah satunya dari kesiapan finansialnya.
Bukan soal berapa kekayaan yang dimiliki tetapi sejauh mana usaha yang dilakukan seorang pria untuk mempersiapkan diri melamar anak gadis orang.
Lalu apa saja yang harus dipersiapkan dari sisi finansial sebelum bertemu calon mertua biar auto diterima jadi calon menantu?.
Punya Pekerjaan/Penghasilan
Orangtua mana yang rela menyerahkan anaknya kepada seorang pengangguran?. Bekerja dan mencari nafkah bisa dibilang merupakan sebuah kehormatan bagi seorang lelaki.
Bukan perkara profesi apa yang kamu tekuni atau seberapa besar pendapatan kamu setiap bulan. Ini soal sikap dan tanggungjawab seorang pria.
Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan tentu lebih baik jika seorang pria sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan. Bekerja sebagai karyawan, pedagang, pengusaha, conten creator, fotografer, dokter, pengacara, trader, investor dan lain sebagainya.
Apapun profesinya selagi tidak melanggar norma yang berlaku, itu adalah sebuah kehormatan bagi seorang lelaki. Bukan berdiam diri meminta dikasihani. Calon mertua auto nolak lelaki model begini yang hobinya rebahan mimpinya setinggi langit.
Punya Beberapa Sumber Penghasilan
Di era digital dengan kecanggihan teknologi, kita anak-anak muda terutama sangat dimudahkan dari sisi fasilitas dan peluang untuk memperoleh sumber pengasilan lebih dari satu.
Kuncinya adalah tekad dan ikhtiar yang kuat. Bukan hal yang baru di jaman sekarang anak-anak muda memiliki penghasilan lebih besar dari orangtua mereka sendiri.
Tidak sedikit kaum milenial yang pagi-sore ke kantor malamnya sibuk mengelola online shop. Sekarang sedang tren juga generasi milenial menjadi trader dan investor untuk mengelola sebagian pendapatan mereka menjadi passive income.
Tidak semua orang suka berwirausaha. Kamu bisa memperoleh sumber penghasilan tambahan dengan berinvestasi ke unit usaha teman kamu yang memiliki prospek yang cukup baik.
Intinya jangan biarkan pendapatan yang kita peroleh menguap begitu saja. Disimpan dalam bentuk deposito dan tabungan berjangka dinilai memiliki risiko lebih aman dan bisa dicairkan dalam tempo yang tidak terlalu lama.
Kamu bisa mengandalkan bunga deposito sebagai tambahan income, sementara simpanan pokok deposito bisa kamu simpan sebagai investasi.
Beritaperbankan.id selalu mengingatkan kepada seluruh nasabah yang menyimpan dana di bank, baik dalam bentuk tabungan, tabungan berjangka, deposito hingga giro untuk memastikan simpanan nasabah masuk dalam kategori penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
LPS akan menjamin dana nasabah maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank dengan syarat 3T. Tercatat di sistem perbankan, tingkat suku bunga simpanan tidak melebihi tingkat suku bunga penjaminan yang sekarang berlaku yaitu 3,5%. Terakhir nasabah tidak membuat kerugian bagi perbankan seperti kredit macet.
Memang tidak mudah memperoleh income dari banyak sumber, karena mencari penghasilan tambahan berarti kamu harus mengeluarkan tenaga, pikiran dan waktu yang lebih setelah bekerja seharian. Hidup memang tidak selalu mudah untuk setiap orang. Nikmati dan syukuri saja.
Punya Tabungan dan Dana Darurat
Perlu kamu ketahui bahwa tabungan dan dana darurat adalah dua hal yang berbeda. Dana darurat dipersiapkan untuk menghadapi segala macam kemungkinan yang tidak bisa kita tebak.
Misalnya tiba-tiba kita di-PHK, sakit yang membutuhkan biaya besar di luar tanggungan asuransi, kendaraan yang butuh perbaikan berbiaya tinggi, dan lain sebagainya. Semua bisa kamu ambil dari dana darurat sehingga tidak mengganggu pengeluaran rutin bulanan.
Kita bisa menggunakan rumus 50/30/20 atau 40/30/20/10 untuk mengelola gaji. Kita dapat membagi penghasilan menjadi tiga bagian. 50% untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, bayar tagihan listrik, air, perawatan rumah dll. Sementara 30% dialokasikan untuk kebutuhan pribadi termasuk hiburan dan 20% ditabung.
Rumus 40/30/20/10 tidak jauh berbeda. 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan, 20% ditabung dan 10% untuk sedekah.
Memiliki tabungan dan dana darurat sangat disarankan oleh para pakar perencana keuangan, supaya kita dapat membiayai hidup kita saat situasi buruk datang. Artinya masih ada ‘sisa nafas’ untuk tetap bertahan hidup.
Bagi calon mertua seorang pria yang memiliki tabungan atau dana darurat pasti punya nilai lebih, karena dianggap sosok yang visioner, memikirkan masa depan, punya kehati-hatian dalam mengelola keuangan dan menunjukan sikap disiplin dan bertanggung jawab.
Dana Pernikahan Aman
Sejatinya gelaran pernikahan adalah sesuatu yang sederhana dan mudah. Namun aspek kebudayaan, adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat seringkali membuat pasangan muda harus merogoh kocek dalam demi menggelar sebuah resepsi pernikahan.
Kamu yang masih jomblo atau yang sudah punya rencana menikah sebaiknya menyisihkan sebagian penghasilan kalian untuk biaya pernikahan.
Besaran biaya pernikahan bisa didiskusikan kedua belah pihak sesuai kemampuan kamu dan keluarga calon istrimu.
Mempersiapkan dana pernikahan menjadi nilai plus bagi seorang calon suami sebagai bukti keseriusan seorang lelaki ingin meminang kekasih hati.
Kamu bisa mempersiapkan dana pernikahan dalam bentuk deposito dan tabungan berjangka di bank dengan catatan pastikan dana simpanan kamu masuk dalam jaminan LPS untuk mengantisipasi jika bank tempat kamu menyimpan uang dicabut izin usahanya. Seluruh dana yang masuk syarat penjaminan LPS akan diganti maksimal Rp. 2 miliar per nasabah per bank.
Punya Rumah Sendiri
Punya rumah di usia muda bukan sesuatu yang mudah, kecuali kamu dapat hadiah atau warisan dari orangtuamu yang kaya raya.
Tapi jangan berkecil hati, kamu bisa mulai mencicil rumah sesuai kemampuan kamu. Dengam begitu setidaknya bapak mertuamu seidkit lega karena putrinya kelak akan hidup di rumah yang nyaman.
Semakin dewasa semakin bertambah pula kebutuhan kita. Bukan sekedar makan dan pakaian tapi juga kepemilikan rumah. Bijak dalam mengelola keuangan adalah solusi utama agar keuangan tidak bocor, pendapatan jadi jelas muaranya.
Itulah sederet perisapan finansial saat kamu mulai merencanakan pernikahan. Jangan menganggap calon mertua yang ingin memastikan kesiapan finansial calon suami putrinya sebagai calon mertua matre.
Pahami bahwa setiap orangtua ingin putrinya hidup bahagia, berkecukupan, hidup bersama pria yang bertanggungjawab atas hidupnya dan keluarganya.
Para pria jangan fesimis kamu pasti bisa menjadi menantu idaman mertua. Sejatinya kemapanan finansial bukanlah jaminan sebuah kebahagiaan. Tapi kesehatan finansial yang baik bisa mencegah perselisihan dengan pasangan dalam hal keuangan.