BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan gembar-gembor Indonesia terancam resesi tahun 2023 akibat gejolak ekonomi global diprediksi tidak akan terjadi.
Purbaya menjelaskan kondisi perekonomian nasional berada di level aman, ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar menjadi keunggulan tersendiri sehingga tingkat domestic demand RI mencapai 80 persen dan lebih besar ketimbang jumlah permintaan dari luar negeri.
“Kalau kita jaga domestic demand kita jaga, 80 persen saya pikir cukup untuk menjaga pertumbuhan ekonomi walaupun yang global ancur-ancuran. Jadi nasib kita sepertinya di tangan kita sendiri,” tuturnya.
Hal itu merupakan salah satu modal penting bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi global akibat gejolak ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan Asian Development Bank (ADB) mampu mencapai 5 persen, jauh lebih tinggi daripada proyeksi pertumbuhan ekonomi global di level 2,3 persen hingga 2,8 persen dan ASEAN 4,9 persen.
ADB juga memprediksi Indonesia tidak akan mengalami resesi pada tahun 2023 melihat pencapaian kinerja ekonomi dan keuangan serta agenda pemulihan ekonomi nasional yang terus berjalan.
Purbaya optimis Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi dan resesi berkepanjangan mengingat pengalaman Indonesia menghadapi empat kali krisis yaitu tahun 1998, 2008, 2015 dan 2020 mampu melewati tantangan tersebut.
“Kita sudah cukup pintar sudah punya pengalaman 4 krisis. Sekali jeblok tapi yang tiga lainnya lumayan kan. Jadi tidak usah takut (krisis dan resesi), kita sudah cukup pintar,” ujar Purbaya.
Meski demikian Purbaya meminta seluruh pihak untuk tetap dalam mode waspada terhadap gejolak ekonomi global. Purbaya tidak menampik jika krisis global dapat berpotensi mempengaruhi perekonomian nasional, namun Ia meyakini dampak tersebut tidak akan sebesar apa yang diberitakan selama ini.