BeritaPerbankan – Jumlah uang yang beredar di pasaran atau Monetary Base (M0) menunjukan tren kenaikan yang diklaim akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional semakin tumbuh lebih cepat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa yang optimis uang yang dikeluarkan oleh bank sentral akan mampu membiayai ekspansi ekonomi ke depan.
“Ini menunjukkan bahwa dana masyarakat dan juga dana pemerintah sudah ada di sistem dan siap membiayai ekspansi ekonomi kita ke depan, perkiraan kami ekonomi nasional akan tumbuh, bahkan tumbuh lebih cepat lagi,” katanya, Senin (22/11/2021).
LPS mencatat pertumbuhan M0 pada Oktober 2021 sebesar 15,37% secara tahunan (yoy). Itu artinya uang sudah berada di sistem dan kegiatan belanja masyarakat berpotensi tumbuh .
Purbaya menuturkan hal itu tidak lepas dari kondisi ekonomi setelah dua tahun pandemi yang menunjukan tren positif, aktivitas ekonomi juga sudah mulai berangsur normal. Deposan mulai percaya diri menggunakan dana simpanan mereka untuk berbelanja.
Bank Indonesia mencatat pada Oktober 2021 nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp 29,23 triliun atau tumbuh 55,54% (yoy). Jumlah transaksi digital banking juga mengalami kenaikan signifikan yaitu sebesar 63,31% (yoy) menjadi Rp 3.910,25 triliun.
Aktifitas jual beli menunjukan tren pertumbuhan dengan nilai transaksi menggunakan kartu ATM, debit dan kartu kredit yang naik 6,37% (yoy) menjadi Rp 664,26 triliun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan Bank Indonesia terus berupaya mengintegrasikan keuangan digital dan inklusi keuangan untuk mempermudah masyarakat melakukan pembayaran secara digital.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh pesat seiring meningkatnya ekspektasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking,” jelas Perry.
Pada selasa (23/11) Bank Indonesia merilis data jumlah uang yang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2021 tercatat Rp7.490,7 triliun atau tumbuh 10,4 persen (yoy).
Pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh Aktiva Luar Negeri Bersih yang tumbuh lebih baik dibandingkan pada September 2021 sebesar 5,7%.
Faktor pendorong lainnya yaitu pertumbuhan Aktiva Dalam Negeri Bersih yang tumbuh 12,1% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 9,3% (yoy).
Pembiayaan kegiatan operasional korporasi pada Oktober 2021 terpantau meningkat. Begitupun dengan angka penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 3,0 persen (yoy).
Sektor retail, otomotif, konstruksi, perdagangan serta bisnis penyediaan makanan dan minuman tercatat mengalami peningkatan pembiayaan korporasi yang sebagian besar dialokasikan untuk aktivitas operasional, pemulihan bisnis dan pembayaran kewajiban jatuh tempo.
Hal itu ditunjukan dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,7 persen lebih tinggi dari SBT September 2021 sebesar 11,1 persen.
Sementara untuk pembiayaan rumah tangga, kredit multi guna dari bank umum tetap akan menjadi pilihan utama masyarakat. BI memprediksi penyaluran kredit akan tumbuh positif di kuartal IV tahun 2021 di seluruh kategori bank.