BeritaPerbankan – Dunia investasi kekinian semakin diminati oleh masyarakat, khususnya kalangan anak muda yang menyadari pentingnya berinvestasi di usia muda untuk mencapai tujuan kebebasan finansial. Hal ini mendorong Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan acara bertajuk “Menumbuhkan Literasi Keuangan untuk Generasi Muda” pada 14 Oktober 2024.
Hadir sebagai pembicara utama adalah Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, yang mengajak mahasiswa ITB dan anak-anak muda lainnya untuk terus meningkatkan literasi dan edukasi keuangan sebelum terjun ke dunia investasi. Menurutnya, memahami pasar dan perilaku ekonomi adalah langkah awal yang harus ditempuh sebelum memutuskan untuk berinvestasi, apalagi jika melibatkan utang.
Purbaya mengatakan bahwa investasi tidak seharusnya dilakukan secara terburu-buru tanpa adanya pemahaman tentang produk investasi tersebut dan perhitungan yang matang terkait potensi keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan oleh calon investor. Belajar berinvestasi dapat dimulai dengan produk investasi dengan risiko rendah, sambil terus belajar memahami cara kerja investasi.
“Belajarlah dulu, jangan langsung terjun, apalagi jika belum memahami sepenuhnya dinamika pasar dan ekonomi,” ujarnya.
Purbaya menambahkan bahwa banyak orang yang tergoda untuk ikut berinvestasi hanya karena tren atau janji keuntungan yang menggiurkan, tanpa memperhitungkan risiko yang ada. Oleh sebab itu, ia mengajak generasi muda untuk terus belajar dan memperdalam pemahaman mereka tentang dunia keuangan sebelum mengambil langkah investasi.
Dalam seminar tersebut turut hadir narasumber lain, diantaranya adalah artis dan pengusaha Rafael Tan, yang berbagi pengalaman dalam mengelola keuangan pribadi. Rafael menceritakan perjalanan karirnya di industri hiburan yang awalnya membuatnya bersikap konsumtif tanpa memperhitungkan nasibnya di masa depan. Bertahun-tahun ia menjalani gaya hidup yang berorientasi pada kepuasan instan daripada perencanaan keuangan jangka panjang.
Pandemi telah mengubah pandangan Rafael tentang keuangan. Kini ia menyadari pentingnya memiliki dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga. Krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi memberikan pelajaran berharga baginya bahwa cadangan keuangan yang memadai sangat penting untuk menjaga kestabilan hidup.
“Pandemi membuat saya sadar bahwa menabung dan berinvestasi untuk masa depan bukanlah pilihan, tetapi kebutuhan,” ujar Rafael.
Penyanyi dan aktor ini juga menambahkan bahwa kesuksesan finansial tidak hanya bergantung pada jumlah pendapatan, tetapi juga pada seberapa baik seseorang mengelola pengeluaran dan menyisihkan dana untuk investasi.
Selain itu, Rafael menyoroti pentingnya membangun branding diri, terutama di era digital. Menurutnya, generasi muda memiliki keunggulan dalam hal akses informasi terkini, yang sering kali belum diketahui oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu, ia menekankan agar tidak ragu untuk belajar dari siapa pun, bahkan dari mereka yang lebih muda. Baginya, membangun branding diri di dunia digital adalah cara efektif untuk menciptakan peluang dan memperluas jaringan.
“Kadang kita bisa belajar hal-hal baru dari anak muda yang mungkin lebih up-to-date soal tren dan informasi terbaru,” ujarnya.
Dalam sesi yang sama, Olivia Louise, seorang pakar keuangan dari CNBC Indonesia, memberikan perspektif menarik mengenai konsep kekayaan dari sudut pandang investor ternama seperti Morgan Housel dan Naval Ravikant. Olivia menjelaskan bahwa kekayaan tidak hanya diukur dari jumlah uang yang dimiliki, tetapi lebih pada kemampuan untuk mencapai kebebasan finansial.
“Kebebasan finansial adalah kemampuan untuk memiliki kendali penuh atas waktu dan keputusan finansial kita,” ungkapnya.
Olivia menekankan pentingnya membangun sumber pendapatan pasif, seperti dari investasi atau bisnis, yang bisa terus mengalir tanpa bergantung pada pekerjaan utama. Ia juga menekankan pentingnya reputasi dan rasa percaya dari orang lain sebagai modal dalam membangun karier dan keuangan.
Mengutip Naval Ravikant, Olivia mengatakan bahwa di era digital, reputasi atau branding diri sangat penting. Salah satu cara membangun branding tersebut adalah melalui media sosial, yang kini menjadi alat yang sangat berpengaruh dalam membentuk citra diri.
“Kita punya kendali penuh atas bagaimana kita ingin membangun citra diri di media sosial, dan ini bisa menjadi jembatan untuk mendapatkan berbagai kesempatan di masa depan,” tambah Olivia.
Menurutnya, keberhasilan dalam dunia digital sangat bergantung pada bagaimana seseorang mempresentasikan diri secara konsisten dan positif. Melalui acara “Kelas Cuan Goes to ITB” ini, para mahasiswa diharapkan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang literasi keuangan, termasuk pentingnya perencanaan keuangan sejak dini. Tidak hanya itu, acara ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana strategi keuangan yang tepat dapat membantu mereka mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Dalam menghadapi tantangan keuangan di masa depan, para pembicara sepakat bahwa kunci utama adalah edukasi dan kesadaran diri. Generasi muda tidak hanya perlu belajar dari pengalaman orang lain, tetapi juga harus memiliki inisiatif untuk mengembangkan diri melalui investasi pengetahuan.
“Saat kita memahami bagaimana cara kerja keuangan dan investasi, kita akan lebih siap menghadapi masa depan dengan strategi yang lebih matang,” tutup Purbaya.