BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama CNBC Indonesia baru saja menggelar acara “Kelas Cuan Goes To Campus” di Gedung CRCS Multipurpose, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Kamis, 3 Oktober 2024. Acara yang mengusung tema “Kaya Sebelum Tua” ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, pengusaha dan public figure Rafael Tan dan Financial Expert CNBC Indonesia, Olivia Louise.
Lebih dari 300 mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung, seperti ITB, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Institut Teknologi Nasional (Itenas), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD), dan Sekolah Tinggi Pariwisata (Enhai), turut hadir dengan antusiasme tinggi.
Kepala Subdirektorat Pengembangan Profesi dan Kewirausahaan Mahasiswa ITB, Hafiz Aziz Ahmad, membuka acara dengan memaparkan tantangan yang dihadapi mahasiswa terkait pengelolaan keuangan. Menurut Hafiz, sekitar 60% mahasiswa masih kesulitan dalam mengatur keuangan mereka. Ia menekankan pentingnya mindset yang sehat dalam mengelola uang, termasuk melalui wirausaha.
Hafiz juga menggarisbawahi perlunya literasi keuangan yang praktis dan aplikatif. Menurutnya, literasi keuangan bukan hanya soal angka-angka, melainkan tentang cara memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 65,43%, sementara inklusi keuangan mencapai 75,02%. Ini menunjukkan adanya kesenjangan sebesar 9,59% antara pemahaman keuangan dan akses ke layanan keuangan, yang perlu diatasi untuk meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat.
Dalam sesi talkshow bersama moderator Syarifa Rahma, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, berbagi pengalaman hidupnya sebelum menjabat di LPS. Sebelum berkecimpung di dunia keuangan, Purbaya sempat bekerja di Schlumberger dan beberapa Kementerian Koordinator hingga akhirnya bergabung dengan LPS pada tahun 2020.
Purbaya berpesan kepada para peserta untuk memiliki pemahaman mendalam sebelum terjun ke dunia investasi. Ia menekankan agar para mahasiswa tidak tergesa-gesa masuk ke instrumen investasi yang tidak dipahami, seperti saham, kripto, atau lainnya.
“Jangan masuk ke tempat yang Anda tidak mengerti. Belajar, belajar, belajar,” ujar Purbaya.
Purbaya juga menyoroti pentingnya pengetahuan tentang ekonomi moneter, fiskal, dan analisis teknikal untuk menghadapi dinamika investasi jangka pendek. Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, nilai tukar USD/IDR, dan harga minyak dunia memiliki dampak besar terhadap pasar saham dan instrumen investasi lainnya.
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswa dari Enhai, Aldo, menanyakan tentang alokasi investasi sebesar 30% dari penghasilannya. Purbaya memberikan saran untuk diversifikasi investasi, mulai dari saham, reksadana, hingga kripto, namun sekali lagi menekankan pentingnya belajar dan memahami risiko dari berbagai instrumen tersebut.
Sesi kedua acara diisi oleh Rafael Tan, seorang pengusaha sekaligus public figure, dan Olivia Louise dari CNBC Indonesia. Sebelum sesi dimulai, CNBC Indonesia melakukan survei tentang kebiasaan menabung mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa, sekitar 53%, mampu menabung antara 20-50% dari pendapatan bulanan mereka.
Rafael Tan, yang juga termasuk dalam kelompok ini, berbagi tips tentang bagaimana ia mengelola pengeluaran dengan bijak. Ia menuturkan bahwa setiap kali ingin membeli sesuatu, ia selalu mempertimbangkan kembali apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sesaat.
“Setelah memasukkan barang ke keranjang, saya akan seleksi lagi mana yang benar-benar mau dibeli,” jelasnya.
Selain itu, Rafael juga membagikan pengalaman pribadinya sebagai content creator yang sukses. Ia menekankan pentingnya memiliki identitas yang kuat dan ciri khas dalam berkarya. Dalam hal ini, ia menggunakan bahasa Sunda sebagai daya tarik unik yang membuatnya menonjol di antara content creator lainnya.
Tak hanya berbicara soal kreativitas, Rafael juga menekankan pentingnya belajar dari siapa pun, termasuk dari mereka yang baru memulai di industri content creation.
“Saya tidak pernah membatasi diri dengan siapa pun, meski hanya content creator dengan 1.000 followers,” tuturnya.
Olivia Louise, sebagai pakar keuangan dari CNBC Indonesia, memberikan pandangan menarik tentang bagaimana mencapai target finansial. Salah satu caranya adalah dengan memahami bagaimana cara mendapatkan uang dan kemudian melipatgandakannya. Olivia juga menekankan pentingnya memiliki reputasi yang baik agar dapat dipercaya oleh orang lain dalam dunia bisnis dan keuangan.
Ia menyarankan para peserta untuk menggunakan leverage (daya ungkit) dalam kehidupan mereka, terutama dalam hal personal branding. Menurut Olivia, branding adalah alat yang paling mudah dan tidak memerlukan persetujuan dari siapa pun untuk mulai dibangun.
Selain itu, Olivia membahas pentingnya skala prioritas dalam mengelola pengeluaran. Jika seseorang mengalami masalah arus kas, mereka perlu menyusun prioritas pengeluaran berdasarkan kebutuhan yang paling penting.
Melalui acara ini, para peserta diharapkan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang literasi keuangan dan bagaimana memulai perjalanan menuju kekayaan sejak dini, dengan disiplin, perencanaan, dan semangat untuk terus belajar.