Berita Perbankan – Kunjungan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, ke Kampus Universitas Padjajaran (Unpad) di Jatinangor, Jawa Barat, tidak hanya terkait penandatanganan Nota Kesepahaman untuk kerja sama lintas bidang, namun juga memberikan kuliah umum di Gedung Rektorat Unpad dalam rangka Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 yang digelar oleh universitas tersebut.
Mengawali kuliah umumnya pada Kamis (30/11/2023), Purbaya menyoroti peningkatan partisipasi Generasi Z atau Gen-Z dalam dunia kerja pasca pandemi COVID-19, seiring dengan pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung. Purbaya mengatakan Gen Z sebagai generasi yang akan segera memasuki dunia kerja, memiliki peran penting untuk berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Purbaya menjelaskan mengenai fase bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. Sejak tahun 2012, Indonesia memasuki periode bonus demografi, dengan puncaknya terjadi pada tahun 2020 – 2023. Penduduk usia produktif (15-64 tahun), khususnya Gen Z, mendominasi populasi penduduk Indonesia, mencapai dua kali lipat dari jumlah penduduk non produktif yaitu 66,74 juta jiwa.
“Pasca COVID-19, jumlah partisipasi kerja terus meningkat, seiring pemulihan ekonomi yang berlangsung. Adik-adik di Unpad juga sebentar lagi akan masuk ke angkatan kerja, inilah momentum terbaik, karena pada saat ini, kalian atau yang akrab disebut Gen Z merupakan generasi yang baru masuk ke angkatan kerja, memulai karir lalu turut berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi,” ujar Purbaya di Gedung Rektorat Unpad di Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat.
Dalam penjelasannya, Purbaya turut menyoroti tingkat literasi keuangan di kalangan Gen Z. Ia menekankan pentingnya meningkatkan kualitas literasi keuangan, termasuk pengetahuan tentang ekonomi, tabungan, dan investasi yang aman. Purbaya mengungkapkan bahwa tingkat literasi keuangan yang tinggi berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Namun, Purbaya juga memberi catatan bahwa meskipun inklusi dan literasi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan, masih ada ruang untuk optimalisasi. Menurut survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022, inklusi keuangan mencapai 85,10%, sementara literasi keuangan hanya sebesar 49,68%.
“Tingkat literasi keuangan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat suatu negara. Memang, inklusi dan literasi keuangan di Indonesia telah mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, namun peningkatan literasi masih dapat dioptimalkan,” tambahnya.
Purbaya menegaskan komitmen LPS terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam literasi keuangan. Peningkatan literasi keuangan di kalangan Gen Z dianggap sebagai investasi penting untuk menciptakan dampak positif pada masa depan bangsa. Dengan berbagai informasi dan pengetahuan yang diberikan, diharapkan mahasiswa dan generasi muda Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan ekonomi yang lebih baik.
“Kami sangat concern dengan bonus demografi, semakin tinggi skill dari angkatan kerja di sebuah negara, maka output ekonominya akan semakin besar, dan faktor tersebut akan diisi oleh kalian-kalian yang nanti sebentar lagi akan lulus kuliah dan bekerja. Maka, belajarlah dengan baik, gapailah cita-cita, dan bijaksanalah dalam mengelola keuangan,” tutup Purbaya.