BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi simpanan nasabah perbankan kategori di simpanan di atas Rp 5 Miliar mengalami tren penurunan.
Lebih lanjut Purbaya menjelaskan hal ini merupakan konsekuensi logis atas kondisi perekonomian nasional yang mulai kembali menggeliat dan konsumsi masyarakat mengalami pertumbuhan positif.
Penurunan tier di atas Rp 5 Miliar disambut baik oleh LPS. Itu artinya pemulihan ekonomi membuahkan hasil karena berkurangnya jumlah simpanan nasabah jumbo yang dialihkan untuk kegiatan konsumsi dan investasi.
“Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan meningkat serta investasi yang terus berjalan membuat perusahaan akan membelanjakan uang mereka,” kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam siaran pers dikutip Senin (20/12).
Para pengusaha, investor dan masyarakat yang memiliki simpanan besar kini mulai percaya diri untuk kembali berbelanja, meneruskan bisnis yang sempat terganggu akibat pandemi covid-19 dan mengalokasikan sebagian uangnya untuk berinvestasi.
Seperti kita ketahui bersama kekinian investasi menjadi tren yang cukup populer di masa pandemi. Pada tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021 banyak orang yang memilih menyimpan uangnya di bank daripada belanja atau berinvestasi karena situasi yang dinilai belum pasti.
Kekinian semakin derasnya informasi soal investasi membuat sebagian masyarakat mulai memiliki kesadaran untuk berinvestasi agar memiliki pendapatan lain dan tentu saja menjadi langkah mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi peristiwa yang tak terduga seperti pandemi covid-19, mereka masih punya harapan dari sisi keuangan.
Purbaya mengatakan sepanjang tahun 2021 simpanan di atas Rp 5 Miliar mengalami tren kenaikan terbesar di bandingkan tiering simpanan lainnya.
Simpanan jumbo nasabah perbankan di atas Rp 5 Miliar pada tahun 2021 tumbuh paling besar diantara tier lainnya yaitu sebesar 13,6% yoy menjadi Rp 3.719 triliun.
Namun seiring dengan kondisi ekonomi yang membaik, pada tahun 2022 Purbaya memperkirakan tiering simpanan di atas Rp 5 Miliar bakal menurun.
“Kami perkirakan kemungkinan tren dana pihak ke tiga (DPK) yang diatas Rp 5 miliar tidak akan setinggi tahun ini,” kata Purbaya.
Hal itu menjadi pertanda pemulihan ekonomi berhasil mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk memutarkan uang mereka dalam kegiatan ekonomi.
Hal senada diungkapkan oleh Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet yang mengatakan bahwa pertumbuhan DPK jumbo akan mengalami tren perlambatan karena dua faktor utama.
Pertama dipengaruhi oleh penurunan jumlah pendapatan nasabah akibat terdampak pandemi covid-19. Kedua faktor konsumsi atau ekspansi baik nasabah individu maupun korporasi.
Kepercayaan terhadap kondisi ekonomi yang terus membaik mendorong nasabah individu mulai kembali berbelanja dan meneruskan usaha rumahan. Sementara nasabah korporasi memindahkan uang mereka di bank untuk kegiatan investasi maupun modal tambahan usaha.
Hal itu sejalan dengan program pemulihan ekonomi dan diprediksi tahun 2022 pertumbuhan ekonomi akan mengalami tren peningkatan.
Yusuf menambahkan meskipun DPK jumbo menurun akan tetapi tidak akan berpengaruh besar kepada penyaluran kredit karena likuiditas perbankan masih terpantau cukup besar.
Sebagai informasi, LPS mengumumkan per Oktober 2021 simpanan di atas Rp 5 Miliar mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan tier simpanan lainnya. Dan mendominasi sebanyak 50,9% dari total simpanan di bank.