BeritaPerbankan – PT Digital Alpha Indonesia atau UangTeman beberapa waktu lalu menjadi pemberitaan media karena menunggak pembayaran gaji karyawan selama berbulan-bulan dan sejumlah masalah keuangan perusahaan pun ikut terekspos ke publik.
Para mantan karyawan Pinjol UangTeman yang belum menerima gaji kompak membuat petisi di laman change.org yang ditujukan kepada perusahaan fintech itu.
Terkait masalah yang membelit salah satu anggotanya, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pun akhirnya buka suara menanggapi pemberitaan tunggakan gaji ex karyawan UangTeman.
Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi membenarkan kabar soal masalah keuangan yang tengah dihadapi fintech UangTeman akibat tertekan dampak pandemi covid-19.
Adrian mengatakan kesulitan keuangan dirasakan oleh semua pelaku industri fintech lending tak terkecuali Pinjol UangTeman.
Adrian enggan menjelaskan secara detail masalah keuangan yang dihadapi oleh UangTeman hingga harus menunggak pembayaran gaji karyawan, iuran BPJS dan penundaan pembayaran kepada beberapa vendor, seperti yang diungkapkan ex karyawan UangTeman.
AFPI berharap pihak manajemen UangTeman dapat melakukan komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendapatkan solusi terbaik permasalahan tersebut.
“Berharap manajemen sudah ada komunikasi dengan regulator OJK agar semua berjalan sesuai koridor,” katanya.
Adrian menegaskan AFPI hanya akan mengambil langkah apabila ada anggota AFPI yang melanggar peraturan yang dibuat asosiasi untuk dijalankan oleh seluruh anggota.
AFPI tidak akan mencampuri urusan keuangan internal UangTeman karena bukan bagian dari kewenangan asosiasi.
Hanya saja Adrian menambahkan langkah atau sikap lebih lanjut bisa saja diambil oleh AFPI apabila dalam perkembangannya kasus UangTeman dapat memengaruhi kesehatan industri fintech secara keseluruhan.
Sementara itu Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko mengatakan selain UangTeman tidak ada lagi anggota AFPI yang sedang mengalami krisis keuangan internal.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat apa yang terjadi dengan UangTeman diakibatkan oleh persaingan ketat industri fintech lending yang dikuasai oleh segelintir pemain besar.
Selain itu performa buruk manajemen perusahaan dan tata kelola sangat memungkinkan sebuah perusahaan mengalami kondisi keuangan yang buruk.
Manajemen perusahaan yang kurang cakap tidak dapat mengantisipasi dan menghadapi ragam faktor eksternal yang dapat memengaruhi kondisi perusahaan karena minim strategi.
Manajemen risiko terhadap kredit macet disinyalir jadi salah satu penyebab UangTeman sulit memperoleh pendapatan hingga harus menunggak pembayaran karyawan yang seharusnya menjadi prioritas dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Faktor permodalan dan investor di tengah persaingan ketat tidak dapat dipungkiri menjadi tantangan besar terutama bagi para pemain kecil di industri fintech.
Sebelumnya sejumlah mantan karyawan Pinjol UangTeman membuat petisi menuntut pembayaran gaji mereka yang belum dibayarkan selama berbulan-bulan, pembayaran iuran BPJS dan pajak penghasilan yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan dari perusahaan.
Para mantan karyawan juga belum tahu bagaimana nasib Pinjol UangTeman apakah masih akan beroperasi atau gulung tikar alias bangkrut.
Sementara itu manajemen UangTeman melalui FTI Consulting mengatakan akan segera mengatasi masalah keuangan perusahaan termasuk membayarkan hak-hak karyawan dan mantan karyawan serta kewajiban UangTeman lainnya.
“FTI bertujuan mewujudkan rencana yang telah ditetapkan, yang berupaya untuk menyelesaikan tantangan mendesak UangTeman saat ini dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai posisi keuangan yang lebih kuat untuk menyelesaikan pinjaman tertunggak dan pembayaran yang belum dibayar (termasuk kompensasi karyawan),” kata Managing Director FTI Consulting Foreky Wong.