Berita Perbankan – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menggelar acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) pada 14 Agustus 2023.
Penyelenggaraan acara yang dilakukan secara daring dan luring itu bertujuan untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat guna meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Serangkaian acara talkshow digelar dengan membahas sejumlah isu keuangan, salah satunya tentang investasi pasar keuangan untuk mendorong keterlibatan investor-investor muda berinvestasi di dalam negeri.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan masa depan investasi pasar keuangan Indonesia berada di tangan generasi muda. LPS mencatat lebih dari 80 persen investor pasar modal merupakan generasi milenial dan generasi Z.
“Acara ini digelar secara luring, terdiri dari rangkaian talkshow yang membahas mengenai peran pasar keuangan, pelaku usaha dan investor ritel dalam pembangunan, serta berbagai isu mengenai investasi,” jelas Purbaya.
Kesadaran anak-anak muda dalam pengelolaan keuangan melalui instrumen investasi patut diapresiasi dan didukung dengan menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman. Purbaya mengatakan peningkatan literasi keuangan harus terus diupayakan agar para investor muda ini tidak terjebak dalam masalah investasi yang berujung dengan kerugian finansial yang besar.
“Tahun ini, Like It didedikasikan untuk generasi muda pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam perekonomian domestik,” imbuhnya.
Memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik instrumen investasi, risiko yang bisa ditimbulkan serta kredibilitas dan legalitas perusahaan investasi menjadi modal penting bagi setiap calon investor guna meminimalisir potensi terjerat investasi bodong.
Mengambil konsep Rising Stars: Youthful Innovators Excel in Financial Investment, Like It #1 bertujuan untuk memfasilitasi para peserta agar dapat meraih pemahaman yang lebih komprehensif mengenai strategi dalam berinvestasi di bidang keuangan.
“Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah maka besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal, atau bahkan tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan,” ujarnya.
LPS mengimbau investor untuk tidak tergiur dengan tawaran investasi yang menghasilkan imbal hasil yang tinggi, minim risiko dan diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada dasarnya setiap produk investasi memiliki celah risiko. Semakin tinggi potensi return yang diperoleh, maka semakin tinggi pula risiko yang mungkin terjadi. Hasil investasi juga memerlukan waktu untuk dipetik, bukan sesuatu yang instan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, merujuk pada data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, menyebutkan bahwa persentase indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai 76,19 persen.
Di sisi lain, tingkat pemahaman tentang keuangan, yang diukur melalui indeks literasi keuangan, meningkat menjadi 49,6 persen. Peningkatan ini terlihat dari angka sebelumnya pada tahun 2019 yang hanya mencapai 38,03 persen. Indeks literasi keuangan ini mengukur berbagai hal seperti pengetahuan, keterampilan, pengelolaan keuangan, serta sikap dan perilaku terkait uang. Sedangkan untuk indeks inklusi keuangan, penggunaan layanan keuangan menjadi parameter utama yang digunakan.
“Kalau inklusi keuangan, artinya masyarakat Indonesia sudah included di sektor keuangan, entah mulai menabung, bertransaksi, berinvestasi, dia sudah menggunakan jasa keuangan,” ungkap Sri Mulyani pada pembukaan kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Sri Mulyani menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan akan terus bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK dan LPS untuk meningkatkan pemahaman keuangan di Indonesia. Ini juga mencakup kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk universitas.
“Karena yang paling penting dari literasi adalah something that you can learn dan itu banyak sekali hubungan dan manfaatnya buat Anda sebagai bekal hidup, merencanakan hidup, dan juga untuk menjaga hasil kerja kalian yang sudah Anda jaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik. Indonesia hanya akan bisa maju kalau kita semua peduli dan menjaganya bersama. Cara peduli dan menjaga adalah memahami bagaimana mengurus negara ini, mengurus keuangan Anda, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik,” kata Menkeu.