BeritaPerbankan – Publik tanah air dikejutkan dengan munculnya produk permen lokal Indonesia dalam tayangan drama korea (drakor). Brand permen ‘Kopiko’ berhasil debut di Korea Selatan dengan menjadi sponsor sejumlah drama korea populer.
Permen Kopiko pertama kali muncul dalam drama korea ‘Vincenzo’ yang dibintangi aktor ternama Song Joong Ki dan aktris cantik Jeon Yeo Been. Drama tentang mafia ini tayang di tvN dan berhasil menduduki rating 16,2%, sehingga dinobatkan sebagai tayangan yang paling banyak ditonton.
Kemunculan permen Kopiko membuat penggemar drakor dari Indonesia bangga karena ada brand lokal yang menembus pasar Korea Selatan, terlebih muncul dalam drama populer yang dibintangi Song Joong Ki.
Permen Kopiko pertama kali muncul pada episode 14. dimana aktris Kim Yoon Hye dan Jung Ji Young sedang mengintai musuh di dalam mobil. Aktor Kim Young Woong kemudian menawarkan permen Kopiko kepada dua rekannya tersebut.
Perlu diketahui produk Kopiko yang muncul di drama korea adalah kemasan ‘blister pack’ yang berisi delapan butir permen.
Kopiko kembali muncul di drama korea berjudul ‘Mine’ yang dibintangi aktris senior Lee Bo Young yang juga tayang di tVN. Kopiko muncul dalam adegan saat Seo Hi Soo (Lee Bo Young) sedang dirias oleh asistennya kemudian salah seorang dari mereka menawarkan Hi Soo permen kopiko agar ia tidak mengantuk saat dirias.
Dalam drama ‘Mine’ kemasan Kopiko mendapat ekspose lebih karena disorot beberapa detik dengan begitu jelas tertulis merek permen kopi tersebut.
Yang terbaru dan sedang menjadi perbincangan adalah kemunculan permen Kopiko di drama yang sedang tayang ‘Hometown Cha-Cha-Cha’ yang dibintangi Kim Seon Ho dan aktris Shin Min A.
Kopiko muncul di episode tujuh saat adegan Hong Doo Shik (Kim Seon Ho) dan Ji Seong Hyeon (Lee Sang Yi) sedang berdiri di pinggir dermaga. Hong Doo Shik terlihat mengantuk di pagi hari. Kemudian Ji Seong Hyeon mengeluarkan permen Kopiko dari tasnya dan menawarkan kepada Hong Doo Shik.
Kehadiran Kopiko dalam beberapa judul drama korea menimbulkan ragam pertanyaan di benak publik. Berapa uang yang harus dikeluarkan Mayora sebagai perusahaan yang memproduksi Kopiko untuk mendapatkan slot iklan di sejumlah drama korea populer tersebut. Lantas berapa keuntungan yang dicatat Mayora setelah muncul di televisi Korea Selatan?.
Mengenal Sejarah Permen Kopiko
Mengutip dari situs resmi Mayora, Kopiko adalah pelopor kopi-permen dengan ekstrak kopi asli Indonesia yang diproduksi oleh PT. Mayora Indah, Tbk. dan telah menemani selama 35 tahun. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) merupakan perusahaan yang memproduksi makanan ringan berbagai merek, salah satu produknya yang populer adalah Kopiko.
Hingga saat ini Mayora mengklaim sudah mengekspor Kopiko ke lebih dari 80 negara di dunia, antara lain di Amerika, Italia, Portugal, Spanyol, Jerman, Filipina, Australia, Singapura, dan Taiwan.
Terbaru, Kopiko sudah masuk pasar Korea Selatan, ditandai dengan munculnya brand Kopiko di sejumlah drama korea.
Tarif Iklan Kopiko di Drama Korea
Publik bertanya-tanya soal tarif iklan Kopiko di drama Korea. Jika merujuk pada kemunculan Kopiko di drama ‘Vincenzo’ kabarnya Mayora harus merogoh kocek sebesar 200 juta won atau setara Rp. 5 miliar rupiah untuk 4 kali tayangan iklan. Harga tersebut bisa bervariasi tergantung popularitas drama tersebut. Di setiap akhir episode tayangan drama, logo merek sponsor akan ditampilkan.
Angka tersebut masih kisaran atau hitungan kasar. Jika Kopiko pasang iklan di 3 judul drama dengan 4 slot iklan, Mayora harus mengeluarkan biaya iklan sebesar Rp. 15 miliar.
Kopiko ‘Cuan’ Setelah Nongkrong di Drama Korea?
Menampilkan produk di sebuah drama populer memang tidak murah. Miliran rupiah yang dikeluarkan Mayora untuk menampilkan Kopiko di drakor, apakah sebanding dengan keuntungan yang diperoleh?
Merujuk pada laporan keuangan perusahaan yang dilansir dari berbagai sumber, Mayora Indah mencatatkan laba bersih sebesar Rp822,88 miliar pada kuartal pertama tahun 2021, namun perolehan itu menurun 11,65 % dibandingkan kuartal pertama tahun 2020 yang mencapai Rp931,39 miliar.
Meski demikian sebenarnya pertumbuhan penjualan bersih Mayora naik hingga 36,43 % dari Rp5,38 triliun pada Maret 2020 menjadi Rp7,34 triliun pada 2021. Mayora mencatatkan kenaikan penjualan di pasar ekspor dari awalnya Rp1,63 triliun menjadi Rp2,98 triliun.
Di saat angka penjualan meningkat, Mayora justru harus memangkas laba bersih karena pembengkakan beban perusahaan. Hingga maret 2021, beban pokok penjualan Mayora naik dari Rp3,72 triliun menjadi Rp5,16 triliun.
Sementara itu beban penjualan membengkak hingga Rp985,55 miliar pada 2021 dari Rp740,56 miliar pada 2020. Beban umum dan administrasi melesat dari Rp186,25 miliar menjadi Rp193,07 miliar. Aset Mayora tercatat meningkat dari Rp19,78 triliun pada 2020 menjadi Rp21,06 triliun pada 2021.